darusyahadah.com – Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih satu tombak sejak terbitnya hingga waktu zuhur. Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah telah mengajarkan, bagaimana kita mengisi waktu tersebut.
Ketika matahari telah terbit dan naik sekitar satu tombak maka hendaknya kita shalat dua rakaat. Shalat ini dilakukan setelah hilangnya waktu makruh untuk shalat. Karena setelah shalat subuh itu dimakruhkan untuk melakukan shalat hingga naiknya matahari.
Ketika telah masuk waktu dhuha, agak siang, dan telah lewat sekitar seperempatnya maka kita disunnahkan shalat dhuha minimal 2 rakaat. Boleh juga mengerjakan 4, 6 atau 8 dengan setiap 2 rakaat salam.
Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna.” (HR. Ath Thobroni)
Setelah shalat dhuha, menurut Imam Al Ghazali, waktu dhuha ini ada banyak kesibukan dan pekerjaan yang bisa dilakukan. Di antaranya yang paling utama adalah mencari ilmu yang bermanfaat bagi agama.
Termasuk di dalamnya menyibukkan diri dengan mempelajari ilmu aqidah agar benar tauhidnya, mempelajari madzhab fiqh, agar mengetahui perkara dalam hal ibadah dan ilmu yang lainnya.
Demikian halnya di Ponpes Darusy Syahadah, waktu dhuha digunakan untuk belajar ilmu syar’i atau ilmu agama. Pembelajaran dimulai jam 7.30 wib sampai dzuhur, hari sabtu sampai kamis. Sedang untuk hari jumat libur.
Para pengajarnya adalah ustadz-ustadz lulusan pondok pesantren, Ma’had Ali, perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri. Sehingga mereka para pengajar yang ahli dan berkompeten di bidangnya.
Pembelajaran biasanya dilakukan di kelas masing-masing. Namun, terkadang untuk mencari hal dan suasana yang berbeda, para asatidz pengajar berinisiatif untuk melaksanakan pelajaran di luar kelas. Selain mengurangi rasa bosan, belajar di luar kelas juga menambah semangat belajar mereka. Semoga Allah memberikan kemudahan kepada para Santri dalam belajar agama. Dan semoga Allah mewujudkan impian dan cita-cita mereka. Aamiin.
Oleh : Ustadz Yazid Abu Fida’