darusyahadah.com – Umat islam ibarat satu tubuh, begitulah Rasulullah saw menggambarkan. Inilah yang mendorong Pesantren Darusy Syahadah untuk terus meningkatkan sinergitas dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan.
Sabtu, 02 Oktober 2021 selepas shalat Dhuhur. Seiring dengan suasana panas siang hari yang terasa begitu menyengat. Dua mobil, rombongan Pesantren Darusy Syahadah meluncur meninggalkan gerbang utama komplek Pesantren Putri, menuju Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Boyolali.
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit atau kurang lebih 21 KM dari Pesantren, Alhamdulillah rombongan sampai di tempat tujuan dengan selamat.
Sekitar pukul 13.45 WIB rombongan Pesantren disambut di ruang Auditorium Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Boyolali.
Suasana hangat penuh dengan keakraban menyelimuti kunjungan silaturrahmi ini.
Dalam sambutanya, Drs.H.M. Jindar Wahyudi M.Ag menjelaskan tentang amal usaha dan prinsip-prinsip Muhammadiyah.
“Muhammadiyah adalah gerakan Dakwah Amal Usaha. Amal berarti Muhammadiyah memiliki niat untuk beramal dalam rangka meraih ridho Allah swt. Sementara usaha berarti Muhammadiyah berusaha meningkatkan sarana prasarana yang bersifat keduniaan sebagai penunjang gerakan untuk kemaslahatan umat,” tungkas Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah yang terpilih dalam Musyawarah Daerah di SMK Muhammadiyah 4 Boyolali tahun 2016 lalu.
“Muhammadiyah memilki prinsip hidup berkemajuan sekaligus sebagai gerakan Tajdid. Tajdid dalam arti pemurnian dan pembaharuan. Pemurnian baik dalam hal aqidah maupun ibadah, sehingga tidak boleh dicampuri dengan yang lain dan harus ittiba’ kepada Nabi saw. Adapun dalam hal muamalah kita diberikan kebebasan untuk berkreasi dan berinovasi mengikuti perkembangan jaman, dengan tetap memegangi prinsip-prinsip yang benar,” lanjutnya.
KH. Mustaqim selaku Ketua Yayasan Pondok Pesantren Darusy Syahadah menegaskan, umat islam harus terus bersinergi. Kesampingkan perbedaan-perbedaan yang bersifat furu’iyyah, sehingga semakin besar kontribusi yang bisa diberikan kepada umat.
“Di antara kita kalau ada berbedaan itu hanya dalam masalah furu’iyyah, itupun sangat sedikit dan lebih banyak kesamaannya. Maka, mari kita contoh bagaimana sikap Imam Syafi’i ketika terjadi perbedaan dengan muridnya,” tegas beliau dalam sambutanya.
“Darusy Syahadah adalah bagian kecil dari umat yang terus berupaya untuk memberikan kontribusi dan manfaat kepada umat. Siap bekerjasama dan bersinergi bersama semua ormas islam dalam pendidikan dan dakwah dengan tetap saling menghargai perbedaan,” imbuhnya.
Setelah masing-masing memberikan sambutan, acara dilanjutkan dengan sharing. Saling bertukar pengalaman, suasana pun lebih hangat penuh keakraban, hingga terdengarlah suara adzan tanda dari akhir pertemuan.
Seperti dalam kunjungan-kunjungan sebelumnya, acara diakhiri dengan pemberian cindera mata sebagai tali persaudaraan dan foto bersama. Semoga Allah menjaga eratnya hubungan ukhuwah islamiah ini. (Abu Khansa)