Darusy Syahadah-Jum’at, 26 Agustus 2022 Santriwati Mengikuti Acara Pembukaan yang Diadakan oleh Bagian Muhadharah Dibantu Seluruh Anggota IST.
Acara ini berlangsung dengan dua sesi yang bertempat di Aula Darusy Syahadah Putri.
Sesi pertama pukul 16.30 sampai 17.15 WIB yang berisi sambutan-sambutan.
Sambutan pertama oleh Musyrifah dari Qism Muhadharah, selanjutnya oleh Ketua, dan yang terakhir pengumuman-pengumuman dari bagian Muhadharah.
Sesi Kedua adalah acara inti yang berlangsung pada pukul 19.45 sampai selesai.
Pada tahun ini, kegiatan muhadharah mengambil tema The Story Untold, yang memiliki makna “Sejarah yang Tak Terhitung”.
Pada saat kegiatan berlangsung ada beberapa santriwati membacakan biografi ilmuwan Islam serta penemuannya, seperti Ibnu Sina, Al-Khawarismi, Jabir Al-Hayyan, Ibnu Al-Nafis, Ibnu Khaldun, Al-Zahrawi, Ibnu Haitam, Umar Khayyam, Ibnu Al-Baithar, dan Thabbit Al-Qurra.
Nama-nama ilmuwan tersebut nantinya juga akan menjadi nama kelompok.
Selanjutnya dilanjutkan Khitabah Bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris serta penampilan intermezzo, drama, dan ditutup dengan pertunjukkan difa’un nafsi (seni beladiri).
Muhadharah adalah kegiatan latihan pidato yang diikuti seluruh santriwati Pondok Pesantren Darusy Syahadah.
Kegiatan ini dilakukan dalam tiga bahasa; yaitu Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
Dalam satu pekan, seluruh santri mengikuti muhadharah satu kali yang dilakukan serentak di semua unit kecuali santriwati kelas akhir, pada hari Kamis malam.
Kegiatan muhadharah dimaksudkan sebagai latihan santriwati agar memiliki ketrampilan berpidato dalam tiga bahasa tersebut.
Hal ini dimaksudkan sebagai sarana bekal dakwah Islamiyah di masyarakat nanti setelah pulang dari pesantren.
Muhadharah merupakan salah satu kegiatan yang cukup efektif untuk melatih keberanian dan keterampilan santri.
Berani berbicara di depan khalayak ramai, bahkan diawasi oleh beberapa mulahidz yakni santriwati bagian muhadharah yang dibantu oleh bagian Ta’lim dan Ibadah, yang bertugas mengawasi dan mengontrol jalannya muhadharah.
Di samping itu, nantinya juga ada para azibat (Ustadzah muda)Â yang melihat acara tersebut.
Santriwati dengan keterampilan berbicara yang baik, akan memiliki modal untuk terjun ke masyarakat.
Baik masyarakat perguruan tinggi bagi yang melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, maupun masyarakat pada umumnya.
Apabila keberanian dan kemampuan ini dikembangkan dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan dia akan menjadi seorang orator yang hebat, yang bisa menempatkan dirinya di hadapan masyarakat pendengar yang beraneka ragam. (Dewikartika)