Darusy Syahadah-Kamis, 21 September 2022 Mejelis Upgrading Asatidzah Darusy Syahadah bersama Syaikh Abdurrahman Membahas Ilmu Balaghah.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Rabu pekan kedua dan ketiga yang diawali dengan makan siang bersama.
Pada kesempatan ini, Syaikh Abdurrahman menyampaikan materi “Ilmu Balaghah”.
Dalam dunia keilmuan, setiap istilah pasti memiliki dua makna yaitu makna secara bahasa dan makna secara istilah.
Begitu juga dengan Ilmu Balaghah, ia memiliki makna secara bahasa juga istilah. Adapun secara bahasa, balaghah berarti الوصول (sampai). Adapun secara istilah berarti
تأدية المعنى الجليل بعبارة صحيحة فصيحة
“Menyampaikan suatu makna dengan ungkapan yang benar dan fasih.”
Di dalam Ilmu Balaghah ada 3 cara penyampaian;
1. Al-Adabi (perasaan) seperti novel.
2. Al-‘Ilmi (pemahaman) seperti buku pelajaran.
3. Al-Khithabi (kuat secara kalimat dan hujah).
*Ada juga yang namanya Ilmu Al-Muta’addi (ilmu dalam cerita).
Adapun pembagian dalam Ilmu Balaghah dibagi menjadi 3, Al-Bayan, Al-Ma’ani, dan Al-Badi’.
Ilmu Al-Bayan adalah ilmu dimana dengannya dapat diungkapkan suatu makna dalam ungkapan yang bermacam-macam dan susunan yang beda-beda, namun tetap jelas dan sesuai dengan situasi dan kondisi.
Pada materi Ilmu Bayan dibahas tiga poin utama
Pertama, At-Tasybih yaitu suatu istilah yang di dalamnya terdapat pengertian penyerupaan atau keterikatan makna antara dua perkara (musyabbah dan musyabbah bih).
Keterikatan makna tersebut terjadi pada suatu makna (wajh al-syibh) dan dengan menggunakan sebuah alat (adat tasybîh). Contohnya عمر كالأسد في الشجاعة “Umar seperti singa dalam keberanian.”
At-Tasybih sendiri terbagi menjadi 5 poin
– Mursal (disebut adat tasybihnya)
– Muakkad (disebut wajhusy syabahnya)
– Mufashal (dibuang adat tasybihnya)
– Mujmal (dibuang wajhusy syabahnya)
– Baligh (dibuang adat tasybih dan wajhusy syabahnya)
Demikian kurang lebih materi yang disampaikan oleh Syaikh Abdurrahman dalam kesempatan siang tersebut.
Meskipun sudah tidak menyandang status santri, Asatidzah tetap bersemangat dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab, karena yang namanya belajar itu tidak boleh berhenti.
Semoga apa yang telah dipelajari oleh Asatidzah bisa menambah bekal bagi seluruh tenaga pendidik dalam mengajarkan ilmu kepada santri.