Darusy Syahadah-Seluruh santriwati Darusy Syahadah kelas akhir mengikuti Dauroh Tsaqafah yang diselenggarakan oleh PPNI.
Dauroh adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab yang artinya peningkatan mutu atau pelatihan untuk meningkatkan kualitas diri seseorang.
Adapun tsaqafah Islamiyyah adalah sebuah wawasan yang memunculkan kecerdasan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunah.
Kecerdasan ini menjadi sebuah perisai dan daya juang dalam berkompetisi menjalani kehidupan.
Mempelajari tsaqofah Islamiyyah akan membawa dampak kepada peningkatan kepekaan sosial dan pengembangan potensi seorang muslim, berikut beberapa urgensinya:
1. Komitmen kepada Islam.
2. Kekokohan Pemikiran.
3. Menumbuhkan Kepekaan Sosial seorang Muslim terhadap Masyarakatnya.
4. Memberikan Solusi atas Kerusakan Umat.
Wujud dari kelemahan tsaqafah akan meyebabkan dominasi musuh-musuh Islam atas kehidupan politik, ekonomi, seni, dan budaya.
Dengan mempelajarinya diharapkan setiap muslim mampu melandasi setiap perilakunya dengan motivasi religius, sehingga tidak terjadi dikotomi antara dunia dan akhirat.
Adapun karakteristik tsaqofah Islamiyyah adalah:
a. Rabbaniyyah.
b. Kesesuaian dengan Fitrah Manusia.
c. Solutif.
d. Menyeluruh dan Sempurna.
e. Seimbang dan Moderat.
f. Menyatukan Prinsip Antara yang Tetap dan Berkembang.
Di Ponpes Islam Darusy Syahadah, dauroh ini dilaksanakan sekitar lima hari, terhitung dari tanggal 24 September hingga 28 September 2022 yang diikuti oleh seluruh marhalah kelas akhir yaitu, 3 KMA, 3 KMT, dan 2 DID.
Adapun materi yang disampaikan pada Dauroh Tsaqafah adalah:
1. Tantangan Dakwah, oleh Ustadz Nashirudin.
2. Madkhal Akidah Ahlus Sunah wal Jama’ah, oleh Ustadz Taufiqurrohman.
3. Problema Umat dan Solusinya, oleh Ustadz Ammar Fathul Mujib
4. Ghazwul Fikr dan Langkah Menghadapinya, oleh Ustadz Abdul Kholiq.
5. Karakter Khairu Ummah, oleh Ustadz Mustqim Safar.
Dauroh ini merupakan serangkaian program yang diselenggarakan oleh PPNI (Panitia Program Nihayyah) yang nantinya akan menjadikan bekal ketika mereka keluar dari Podok Pesantren.
Faktor kunci dalam tsaqafah Islamiyyah adalah status, nilai, dan otoritas syariat yang tetap di dalam Islam yang berfungsi sebagai landasan cara berfikir, pengambilan keputusan, serta tindakan dalam hal mengkreasikan suatu hal baru dalam kemanusiaan.
Apakah beririsan dengan nilai-nilai keagamaan maupun nilai-nilai sosial secara umum.
Dengan mempelajari tsaqafah Islamiyyah harapannya umat Islam bisa bangkit kembali menuju kepada kejayaannya.
Menyerah pada nasib, serta apatis membiarkan umat ini tersesat karena kebodohan, lemah karena perpecahan, serta jauh dari kejayaan adalah suatu kehinaanyang harus dihindari.
Muslim sejati tentu tak sanggup hidup tanpa kehormatan. Wallahu ‘alam bishawab. (Dewikartika)