Daftar Isi
Darusy Syahadah-20 Januari 2023 Santri dan santriwati mengikuti roadshow motivasi dakwah berjudul “Haji Gowes dari Magelang ke Makkah, Palestina, dan Jordania” bersama Ustadz Muhammad Fauzan S.H., MH.
Memotivasi Santri dan Santriwati
Ustadz Muhammad Fauzan melakukan roadshow motivasi dakwah di daerah Karanganyar dan sekitarnya.
Tepat pada hari Jum’at 20 Januari adalah jadwal beliau untuk berbagi pengalaman di Ponpes Darusy Syahadah.
Kajian di pesantren dilakukan dengan dua kali sesi. Sesi pertama dilaksanakan di Masjid Ummul Mukminin, Darusy Syahadah Putri pada pukul 16.15-17.30 WIB.
Sesi kedua bertempat di Masjid Baitul Makmur, Darusy Syahadah Putra yang dimulai dari ba’da Shalat Isya’ hingga selesai.
Banyak pengalaman, ilmu, dan motivasi yang diberikan Ustadz Muhammad Fauzan untuk santri dan seluruh yang hadir.
Sekilas Perjalanan
Beliau lahir di Magelang, 20 Juli 1993 dan berdomisili di Magelang, Jawa Tengah.
Ustadz Muhammad telah menyelesaikan pendidikan S1 di STIBA, Makassar serta S2 di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Beliau merupakan sosok yang pernah melakukan perjalanan dari Magelang ke Makkah dengan bersepeda (berangkat haji gowes).
Beliau menempuh jarak sekitar 5.000 kilometer dengan mengayuh sepeda, perjalanan dari Magelang, Indonesia sampai ke Makkah, Arab Saudi.
Perjalanan tersebut memakan waktu sekitar 8 bulan untuk sampai di Makkah dan 3 bulan untuk keliling sampai ke Palestina serta Jordania.
Biaya yang dihabiskan tak kurang dari 80.000.000 rupiah. Pada awal perjalanan, Ustadz Muhammad hanya membawa uang sebesar 5.000.000 rupiah dan di tengah perjalanan beliau banyak mendapatkan rezeki.
Ada yang didapat dari hasil bekam, berjualan, bahkan ada yang berpartisipasi untuk perjalanan beliau dengan menginfakkan sejumlah uang.
Meski merasa lelah selama perjalanan, beliau tetap menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Dengan berbuka puasa di masjid-masjid yang ditemui pada sepanjang rutenya di Singapura dan Malaysia.
Ustadz bahkan sempat mengikuti perayaan Idul Fitri di Malaysia.
Selama perjalanan, beliau kerap bertemu dengan cuaca dan iklim yang ekstrem. Hujan dan terik matahari sudah biasa menemani perjalanan.
Ustadz Muhammad lebih sering beristirahat dan tidur di siang hari setelah mendirikan tenda di pinggir jalan.
Sehingga perjalanan fenomenal tersebut sebagian besar ditempuh pada malam hari.
Niat beliau adalah untuk menunaikan ibadah haji dan mengunjungi Tiga Masjid Suci dalam Islam.
Ketiga masjid itu adalah Masjidil Haram di Makkah, Masjid Nabawi di Madinah, dan Masjid Al-Aqsha di Yerusalem.
Adapun saat di Jordania, beliau menyempatkan diri untuk berkunjung ke gua Al-Kahfi yang ada di sana.
Ustadz Muhammad berpendapat bahwa haji dengan bersepeda merupakan cara terbaik untuk menunaikan ibadah haji, tanpa harus menunggu bertahun-tahun.
Berbekal niat yang tulus dan keyakinan yang kuat, dengan izin Allah beliau bisa melaluinya.
Banyak pihak yang mengatakan bahwa tidak mungkin beliau mampu menyelesaikan misi yang sulit tersebut.
Akan tetapi sekarang beliau dapat membuktikan kepada mereka bahwa Allah menjadikan kemustahilan menjadi kenyataan dengan keyakinan.
Sesuatu yang mulanya dianggap tidak mungkin bisa dilakukan dengan niat baik dan doa yang sungguh-sungguh kepada Allah.
Tentu ditambah dengan kerja keras yang tak kenal lelah untuk mencapai tujuan itu.
Demkian, semoga Allah Ta’ala memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang jujur.