Darusy Syahadah-Rabu, 15 Februari 2023 Santri Darusy Syahadah putra mengikuti kajian umum dengan tema “Tapak Tilas Perjalanan Nabi dan Rasul”.
Beberapa waktu yang lalu Ustadz Abu Fatiah Al-Adnani (Abdul Kholiq) melakukan perjalanan ke beberapa negeri bersejarah seperti Oman, Mesir, Palestina, dan Yordania.
Sekembalinya dari perjalanan tersebut, beliau lantas membagi pengalaman yang didapat kepada seluruh santri Darusy Syahadah.
Kajian umum yang dilaksanakan di masjid Baitul Makmur, Darusy Syahadah itu pun dimulai ba’da Isya’ hingga selesai dan dipandu oleh Ustadz Januarta sebagai MC serta Ustadz Abdul Kholiq sebagai pemateri.
Banyak pelajaran yang disampaikan oleh beliau untuk seluruh santri. Selain mengisahkan tentang peninggalan bersejarah yang luar biasa, beliau juga menyampaikan pesan-pesan dari semangat para pendahulu yang masih terus diwariskan.
Pada awal acara, Ustadz Abdul Kholiq (begitu santri biasa menyapa) mengisahkan perjalanan ketika sedang berada di Negeri Oman.
Di sana terdapat sebuah masjid yang bernama Masjid Agung Sultan Qaboos. Masjid yang terletak di ibu kota Oman, Muskat ini selesai dibangun pada tahun 2001 lalu dan memiliki arsitektur yang sederhana.
Namun, kesederhanaan arsitekturnya memiliki kekhasan, yakni kaya akan detail. Arsitektur yang membingkai masjid ini berhasil menggabungkan beraneka tradisi seni dari berbagai era dan wilayah Islam dalam paduan yang harmoni.
Lantainya ditutupi karpet menawan seluas 4.263 meter persegi yang merupakan karya tenun Persia. Uniknya, karpet tersebut tidak terpotong atau hanya selembar karpet alias langsung dijahit di lokasi.
Selembar karpet ukuran raksasa ini merupakan jalinan dari satu juta lebih benang yang dipintal dengan berat total 21 ton. Ruang ibadah utamanya pun mampu menampung sekitar 6.600 jama’ah.
Selain karpetnya, lampu lampu gantung (chandelier) di masjid Agung Sultan Qaboos juga menjadi lampu gantung terbesar kedua di dunia.
Setelah bercerita tentang Negeri Oman, Ustadz Abu Fatiah beranjak mengisahkan Negeri Mesir. Beliau mengingatkan tentang kejadian ketika Nabi Musa menjadi buronan Firaun pada masa itu.
Nabi Musa lantas pergi pergi menuju Madyan. Ketika sampai di Madyan dan beristirahat di bawah naungan pohon, Nabi Musa melihat para penggembala yang sedang berdesakan memberi minum hewan ternaknya.
Agak jauh dari kerumunan itu, terlihat dua orang wanita yang sedang berdiri dengan hewan ternak mereka. Kelihatannya, mereka sedang mengalami kesulitan.
Nabi Musa pun bergegas menghampiri dan bertanya kepada kedua gadis itu tentang apa yang hendak mereka lakukan.
Kedua gadis itu pun menjelaskan kepada Nabi Musa bahwa mereka tidak mungkin bisa memberi minum ternak-ternaknya hingga penggembala Madyan yang lain selesai.
Kedua gadis itu juga memberitahu nabi Musa bahwa ayah mereka sudah berusia lanjut sehingga tidak mampu lagi mengambil air untuk ternak-ternaknya.
Nabi Musa pun tergerak hati untuk membantu keduanya. Setelah selesai memberi minum ternak kedua wanita tadi, Nabi Musa kembali berteduh dan berdoa
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
“Ya Tuhanku sesungguhnya terhadap apa yang telah engaku turunkan kepadaku, saya sangat membutuhkannya.”
Tak lama kemudian, kedua gadis yang telah ditolongnya datang dengan langah malu-malu menghadap Nabi Musa atas perintah dari Nabi Syu’aib.
Mereka menyampaikan pesan agar Nabi Musa mau untuk berkunjung ke rumah Nabi Syu’aib karena beliau ingin memberikan hadiah. Demikian beliau mengisahkan kembali salah satu episode kehidupan Nabi Musa.
Adapun hikmah dari kisah tersebut adalah hendaknya kita terus berusaha menolong orang lain yang sedang kesusahan, lalu menyendiri dan berdoa seperti doanya Nabi Musa ‘alaihi salam.
Selanjutnya, Ustadz Abdul Kholiq berbagi pengalaman beliau ketika berada di Palestina. Di sana beliau mengunjungi sebuah masjid yang diperebutkan 3 agama (Islam, Yahudi, dan Nasrani) yaitu Masjid Al-Aqsha.
Adapun di Yordania, beliau menjelaskan bahwa terdapat 27 objek yang berhubungan dengan sejarah Islam.
Mulai dari makam para nabi seperti Nabi Sulaiman, Nabi Harun, Nabi Syuaib, Nabi Daud, Nabi Luth, Nabi Nuh, sampai sahabat Nabi seperti Jafar Bin Abu Thalib, Bilal bin Rabah, dan lokasi sejarah seperti masjid, lokasi perang Yarmuk, dan lain sebagainya.
Demikian sekilas penuturan beliau yang merupakan oleh-oleh dari kunjungan ke beberapa Negeri bersejarah. Semoga menjadi penyemangat bagi santri secara khusus dan kaum muslimin secara umum untuk meneruskan estafet perjuangan para Nabi dan Rasul.