Darusy Syahadah-Dalam rangka meningkatkan kompetensi keilmuan dan pengetahuan mahasantri, bagian akademik Ma’had Aly Darusy Syahadah Putri menggulirkan Dauroh Ramadhan dengan tema Tsaqafah dan Sirah Nabawiyyah.
Tema Sirah Nabawiyyah dipilih dengan tujuan meningkatkan pemahaman mahasantri terkait jejak sejarah hidup Nabi Muhammad semenjak masa kelahiran beliau hingga wafatnya termasuk peristiwa-peristiwa besar yang terjadi saat itu.
Dengan mempelajari Sirah Nabawiyyah pula diharapkan rasa cinta dalam hati mahasantri terhadap Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam akan semakin meningkat. Sehingga mereka dapat mengidolakan, meneladani, serta mengikuti sunnah-sunnah beliau.
Tema Sirah Nabawiyyah sendiri diampu oleh Ustadz Muhammad Setyo Nugroho, Lc., M.H.. Beliau mengajarkan sejarah kehidupan Nabi Muhammad dengan mengkaji matan Al-Urjuzah Al-Mi’iyyah fi Dzikri Hal Asyrafil Bariyyah karya Al-Imam Al-Qadliy Ali ibn Muhammad Ibnu Abi Al-‘Izz Ad-Dimasyqiy Al-Hanafiy.
Matan Al-Urjuzah Al-Mi’iyyah fi Dzikri Hal Asyrafil Bariyyah merupakan matan yang membahas secara singkat dan padat sisi-sisi kehidupan Nabi yang dituangkan dalam seratus bait.
Sedangkan tema Tsaqafah diangkat dengan tujuan memperkaya pemahaman mahasantri terkait pembahasan Dirasatul Firaq. Diharapkan mahasantri dapat mengklasifikasikan perbedaan firqah atau kelompok pemikiran di dalam agama Islam.
Selain itu mahasantri juga dapat memahami manhaj ahlussunnah wal jamaah secara mendalam, sehingga mahasantri dapat senantiasa berpegang teguh dengannya. Tema Tsaqafah tersebut diampu oleh Ustadz Aslam Abu Ammar dengan menggunakan kitab Dirasatul Firaq.
Dauroh dimulai pada tanggal 22 hingga 31 Maret 2023 dengan durasi waktu kurang lebih satu jam per-materi. Acara diawali dengan materi Tsaqafah pada pukul 08.00-09.15 WIB, jeda istirahat kemudian mulai masuk materi Sirah pada pukul 10.00-10.50 WIB.
Khusus materi Sirah, Ustadz Setyo memberikan waktu 10 menit terakhir setelah pembahasan materi kepada mahasantri untuk menghafalkan matan. Matan yang sudah dihafal kemudian disetorkan kepada para ustadzah yang hadir dauroh dan wajib mendapat tanda tangan sebagai bukti.
Mahasantri tampak sangat memanfaatkan kesempatan dauroh ini, karena waktu yang diberikan singkat yaitu 10 hari sedangkan materi penjelasan cukup banyak dan penting. Sehingga mereka sangat berusaha untuk menghilangkan rasa kantuk.
Adapun Ustadz Aslam menjelaskan materi dengan menulis bagan-bagan di papan tulis sehingga memudahkan mahasantri untuk memahami dan merangkum materi.
Dauroh ditutup dengan ifthar jama’i atau buka puasa bersama dengan mengundang keluarga dosen pemateri. Seremonial diisi dengan wejangan yang disampaikan oleh kedua pemateri yang didampingi oleh beliau Ustadz Ammar Fathul Mujib selaku kepala jurusan.
Semoga dengan dengan dauroh Ramadhan ini, mahasantri dapat mengambil banyak manfaat dari dua materi yang disampaikan dan mendorong mereka untuk semakin giat mengkaji ilmu-ilmu lain yang tidak didapat di bangku perkuliahan.