Daftar Isi
Muslim Art Gathering
Santri adalah generasi penerus yang dipersiapkan untuk menjadi insan berakhlak mulia dan berwawasan luas. Mereka juga diharapkan dapat memberi pengaruh di lingkungan masyarakat sekitar dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam bidang dakwah dan pendidikan.
Dakwah adalah aktivitas menyeru manusia kepada hidayah Allah sehingga masyarakat dapat menjalani kehidupan berdasarkan syariat-Nya. Pendidikan sendiri merupakan sarana yang sangat ampuh dalam menyebarluaskan agama Islam dan menyiapkan generasi yang gemilang.
Berbekal dengan ilmu dan pendidikan yang diberikan di pesantren, para santri diharapkan mampu mengambil peran besar dalam iqomatuddin, terutama dalam bidang dakwah dan pendidikan.
Namun, banyak dari para santri yang belum memaksimalkan peran tersebut baik ketika masih menjalani pendidikan di pondok maupun setelah lulus.
Sebagai upaya meningkatkan kualitas santri untuk berperan dalam iqomatuddin terutama bidang dakwah dan pendidikan, Badan Eksekutif Mahasantri (BEM) Ma’had Aly Darusy Syahadah Putri 2022/2023 mengadakan seminar Muslim Art Gathering dengan tema “Memaksimalkan Kontribusi Santri dalam Pendidikan dan Dakwah.”
Seminar digelar pada hari Ahad, 14 Mei 20023 dengan mengundang perwakilan dari 28 pondok pesantren setingkat SLTA. Masing–masing pesantren mengirim empat santri. Dari 28 undangan, tercatat 19 pesantren yang dapat memenuhi undangan seminar.
Pesantren tersebut di antaranya adalah PPI Darusy Syahadah, PPIP Ar–Rahmah Ngawi, IMTAQ Isy Karima, PonPes Miftahul Huda, PPTQ Ulul Albab, PPTQ Luqman Hakim, PPTQ Qoryatul Qur’an, PPTQ Al-Manshuroh, PPI Darur Rabbani, PonPes Tahfidz Al–Himmah, SMAIT Ar–Risalah, PonPes Darul Falah, Muhammadiyah Boarding School, PonPes Al–Muslimun, PPTQ Darul Fath, dan PPTQ Ibnu Abbas.
Tujuan diadakannya seminar adalah meningkatkan kesiapan mental santri dalam mengemban amanah dakwah dan pendidikan, menanamkan pola pikir dan kesadaran santri dalam meningkatkan kualitas dakwah dan pendidikan Islam, serta membentuk karakter santri yang peduli sosial.
Seminar dimulai pada pukul 08.00 pagi dengan 2 sesi. Sesi pertama dengan narasumber Ummi Yusdiana, beliau adalah founder Rumah Qur’an Bunda Aisyah. Sedangkan sesi kedua dengan narasumber Ustadz Nur Islam, M.Pd.I., beliau adalah mudir PPTQ Al–Kahfi Surakarta.
Selain tamu undangan dari beberapa pesantren, peserta seminar juga berasal dari tuan rumah yaitu semester II MATM dan MATQ. Adapun kajian bersama seluruh mahasantri telah dilangsungkan pada Sabtu sore.
Sambutan dan prakata disampaikan oleh Ust. Qosdi Ridhwanullah selaku mudir ma’had dan ananda Cut Nyak Dien sebagai ketua BEM 2022/2023 sekaligus ketua pelaksana acara sebelum memasuki sesi materi.
Semangat Menuntut Ilmu
Sesi pertama dimulai pada pukul 08.30 WIB hingga pukul 11.00 WIB sudah termasuk sesi tanya jawab di dalamnya. Ummi Yusdiana sebagai pemateri mulanya memaparkan realitas umat zaman ini, kemudian beliau menyampaikan kiat membangkitkan kejayaan umat.
Salah satu langkah paling mudah yang dapat diambil oleh santri yaitu dengan membaca sejarah kegemilangan umat terdahulu.
Semakin rajin membaca maka akan semakin terbuka cakrawala dan wawasan. Sehingga santri dapat menyimpulkan rahasia untuk menciptakan kejayaan umat zaman ini. Pada sesi ini panitia membatasi satu penanya saja dikarenakan keterbatasan waktu.
Untuk memeriahkan seminar, panitia menyediakan doorprize untuk peserta yang mampu menjawab kuis setelah narasumber mencukupkan materi. Pada akhir sesi, panitia menyerahkan kenang–kenangan kepada narasumber begitu pula pada sesi selanjutnya.
Sesi pertama lalu ditutup pada pukul 11.30 WIB untuk ISHOMA bagi para peserta dengan fasilitas yang telah disediakan panitia. Acara dilanjut kembali pada pukul 12.30 WIB hingga 14.30 WIB sudah termasuk sesi tanya jawab.
Berdakwah Dengan Ilmu
Kemudian pada sesi kedua acara diisi oleh Ustadz Nuris, begitu beliau akrab disapa. Ustadz Nuris menjabarkan tafsir Surat Al-Muddatsir. Dari tafsir surat Al-Muddatsir beliau mengaitkannya dengan metode berdakwah, karena dakwah tidak bisa asal-asalan saja.
Dakwah juga tidak melulu tentang ceramah di podium. Banyak hal yang perlu diperhatikan ketika berdakwah, seperti kondisi masyarakat yang berbeda, dan sebagainya sehingga metode yang digunakan pun harus beragam. Maka dari itu penting sekali belajar ilmu fikih dakwah.
Dari dua narasumber yang menyampaikan materi, terdapat kesamaan pesan yaitu perbanyak membaca sebagai awal perubahan.
Menuju penghujung acara, panitia menyerahkan sertifikat kepada para santri dari seluruh pesantren yang hadir pada seminar ini. Tidak lupa juga, memberikan doorprize yang bagi para peserta yang telah menjawab kuis dari moderator.
Doorprize berasal dari beberapa brand besar sebagai sponsor yang ikut berpartisipasi dalam seminar ini. Brand tersebut adalah Pustaka Arafah, Hijab Aflaha, Solo Steak, dan Hazell Hijab.
Semoga dengan diadakan seminar ini para santri mampu memberikan sumbangsihnya dalam dunia dakwah dan pendidikan sehingga tercipta masyarakat yang tidak hanya mengenal syariat tapi juga menjalankannya.
Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin setiap tahun dengan inovasi-inovasi baru lainnya. Sekaligus sebagai ajang silaturahmi santriwati antar ma’had. Amin.