Darusy Syahadah-Ahad, 17 September 2023 Badan Eksekutif Mahasantri (BEM) Ma’had Aly Darusy Syahadah Putri, Divisi Bahasa, telah berhasil menyelenggarakan acara Tasyji’ Lughah.
Acara Tasyji’ Lughah (Motivasi Bahasa) adalah upaya untuk membangkitkan semangat berbahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari, sebagai wujud cinta mahasantri terhadap bahasa Al-Qur’an.
Acara ini berlangsung di aula pada pukul 08.30 WIB dengan mengundang dua narasumber utama, yaitu Ustadz Ibnu Mas’ud, M.Pd., dan Ustadzah Farah Qonita, S.Pd. Kedua narasumber ini adalah pasangan suami istri yang telah menyelesaikan pendidikan S1 mereka di Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Ar-Raayah, Sukabumi, Jawa Barat.
Acara ini dilaksanakan dalam 3 sesi, meliputi pembukaan, sesi utama dengan penyampaian materi dari kedua narasumber, dan sesi tanya jawab sekaligus penutup.
Tasyji’ atau motivasi pertama dipresentasikan oleh Ustadzah Farah Qonita yang memulainya dengan memberi pengantar mengenai teladan ulama Nusantara, yaitu Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, seorang ulama Indonesia sekaligus ulama non-Arab pertama di Mekkah.
Ustadzah Farah menyajikan materi dalam bentuk presentasi PowerPoint dan menjelaskan pentingnya bahasa Arab sebagai kunci untuk memahami ilmu-ilmu lain.
Mahasantri diingatkan untuk mengaplikasikan pembelajaran ini dengan menggunakan bahasa Arab dalam percakapan sehari-hari. Beliau juga menekankan nasehat dari Imam Ahmad bin Hambal, yaitu “salah satu tanda keimanan orang ‘ajam adalah kecintaannya terhadap bahasa Arab.”
Setelah tasyji’ pertama berlangsung selama sekitar satu jam, giliran narasumber kedua, Ustadz Ibnu Mas’ud, untuk menyampaikan materi. Beliau adalah sosok yang telah menyelesaikan pendidikan magister di UIN Raden Mas Said.
Dalam kesempatan ini, beliau memberikan interpretasi materi yang telah disampaikan oleh narasumber sebelumnya dengan memaparkan ayat-ayat yang menunjukkan perintah, tujuan, dan manfaat mempelajari Al-Qur’an.
Ustadz Ibnu memulai materinya dengan sebuah pantun ilmiah yang lucu dan unik, membawa suasana yang lebih santai dan ringan.
Jika tasyji’ pertama menggunakan presentasi PowerPoint dan metode orasi, tasyji’ kedua ini narasumber menguraikan materi dengan menulisnya di papan tulis dan menggunakan metode diskusi dengan mahasantri.
Beliau menekankan bahwa bahasa Arab adalah bahasa peradaban yang juga merupakan bahasa Al-Qur’an dan Sunah.
Oleh karena itu, musuh-musuh Islam berusaha menjauhkan umat Muslim dari bahasa Arab agar tidak dapat memahami Al-Qur’an dengan baik. Padahal Al-Qur’an merupakan panduan bagi umat Islam dalam kehidupan mereka.
Sesi Tasyji’ kedua pun berakhir pada pukul 10.45 WIB dan diikuti dengan sesi tanya jawab. Untuk mengakomodasi keterbatasan waktu, panitia membatasi jumlah penanya menjadi tiga orang.
Setelah semua pertanyaan terjawab, acara diakhiri dengan penyerahan sertifikat dari panitia penyelenggara kepada narasumber.
Semoga dengan diadakannya acara Tasyji’ Lughah ini, mahasantri semakin bersemangat dalam menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari dan terus belajar kaidah serta menambah kosa kata baru setiap harinya.