Darusy Syahadah-KH. Mustaqim Safar sukses meraih gelar Doktor usai melakukan ujian Disertasi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 09/11/2023. Dalam disertasinya, kiai yang juga ketua Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) Jawa Tengah ini mengusung judul “Model Pendidikan Kader Ulama Berbasis Mulazamah.”
Ujian yang berlangsung mulai pukul 09.00 pagi hingga selesai pukul 11.00 siang tersebut turut dihadiri oleh keluarga serta jajaran asatidzah Direkturium Pondok.
Dalam disertasinya, beliau mempertimbangkan pentingnya kaderisasi ulama sebagai proses utama untuk memastikan keberlanjutan regenerasi ulama yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Penelitian beliau sekaligus menjelaskan bahwa pembahasan tentang pendidikan kader ulama tak dapat dilepaskan dari institusi pendidikan, khususnya Pondok Pesantren, yang telah lama menjadi cikal bakal kemunculan ulama-ulama besar di Indonesia.
Melalui penelitian mendalam dan observasi yang cermat, KH. Mustaqim Safar menyoroti eksistensi pesantren, yang tak bisa diabaikan seiring meningkatnya jumlah Lembaga Pendidikan Pesantren.
Meskipun jumlah pesantren kian meningkat dan berkembang, masih ada pertanyaan yang mengganjal mengenai rendahnya potensi kader ulama yang dihasilkan dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Mengapa pondok pesantren terdahulu dengan segala keterbatasan, mampu menghasilkan para ulama yang kaffah bil ilmi wal amal?
Beliau berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dan menjembatani kesenjangan tersebut dengan menyajikan penelitian model Pendidikan Kader Ulama berbasis Mulazamah yang diadopsi oleh Pondok Pesantren Salman Al-Farisi di Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah.
Model ini menekankan pentingnya penggabungan pemahaman agama yang mendalam dengan peran aktif dalam pelayanan masyarakat. Tujuannya adalah mencetak ulama yang tak hanya mahir secara ilmiah, tetapi juga mampu memahami dan mengatasi permasalahan nyata yang dihadapi oleh umat Islam.
Dalam disertasinya, sosok pimpinan Yayasan Yasmin Surakarta ini menguraikan kompetensi lulusan Pondok Pesantren Salman Al Farisi, yang meliputi penguasaan bahasa Arab, pemahaman ilmu-ilmu dasar Islam, hafalan Al-Quran dan hadits, serta kemampuan berbahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
Berdasarkan kompetensi tersebut, model pendidikan yang diterapkan mencakup pendidikan pembentukan adab dan akhlak selama 6 bulan pertama bagi santri baru, dengan metode utama Mulazamah murni yang melibatkan proses seleksi ketat melalui dua tahap tes dan wawancara.
Selain itu, Pondok Pesantren Salman Al-Farisi juga mengacu pada upaya mencapai visi dan misi, di mana santri wajib mengikuti pembelajaran kitab dengan metode Mulazamah setelah melewati tahap-tahap seleksi.
Pendekatan tersebut memungkinkan santri untuk belajar secara intensif dan personal bersama guru, menggali ilmu dengan cara yang berfokus dan bertahap, serta menginternalisasi nilai-nilai agama dengan penuh adab.
Dengan demikian, penelitian yang dilakukan oleh KH. Mustaqim Safar turut memberikan kontribusi berharga dalam khazanah keilmuan dalam sistem pendidikan Islam.
Selain itu, beliau juga berharap temuannya mampu memberikan panduan praktis bagi pengasuh pesantren dalam mengembangkan model pendidikan agama Islam yang mampu mencetak kader ulama dengan pemahaman mendalam dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan umat.
Selamat dan sukses kepada Dr. KH. Mustaqim Safar, M.Pd. (Ketua Yayasan Yasmin Surakarta) atas pencapaian luar biasa ini, semoga keberkahan Allah ﷻ meliputi ilmu dan gelar yang telah diraih, serta semakin memberikan sumbangsih keilmuan bagi umat.