Daftar Isi
Pendahuluan
Gunungmadu, Kedunglengkong, Simo, Boyolali – Pada hari Selasa, 22 Oktober 2024, Pondok Pesantren Islam Darusy Syahadah menggelar upacara memperingati Hari Santri Nasional. Acara dimulai pukul 07.00 WIB dan berlangsung hingga selesai, dihadiri oleh seluruh santri dan pengurus pesantren.
Rentetan Acara
Upacara diawali dengan persiapan peserta yang dilakukan oleh komandan upacara. Pengibaran bendera merah putih dilakukan oleh petugas, diiringi lagu “Indonesia Raya“. Selanjutnya, mengheningkan cipta dipimpin oleh Ustadz Zaid Abdul Lathif, selaku Kepala Kepengasuhan Pesantren, yang juga bertindak sebagai inspektur upacara. Lagu “Mengheningkan Cipta” dinyanyikan sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan.
Kemudian, teks Pancasila dan Panca Jiwa Santri dibacakan oleh inspektur upacara dan diikuti oleh seluruh peserta. Pembacaan teks pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 oleh petugas menjadi rangkaian acara selanjutnya. Ikrar Santri Indonesia dibacakan dan diikuti oleh semua peserta upacara.
Amanat Inspektur Upacara
Inspektur upacara menyampaikan amanat yang penuh makna, antara lain:
Hamdalah dan Syukur: Mengawali dengan rasa syukur kepada Allah SWT.
Sejarah Perjuangan: Menyampaikan bahwa 22 Oktober adalah momen untuk menengok sejarah, di mana kaum muslimin, terutama ulama dan santri, berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
Islam dan Kemerdekaan: Mengingatkan bahwa Islam mengajarkan untuk membela negeri dan mempertahankan kemerdekaan.
Sejarah Perjanjian Tordesillas: Menggambarkan bagaimana perjanjian tersebut menjadi awal masalah bagi kaum muslimin, yang berujung pada penjajahan di Indonesia.
Semangat Jihad: Menyampaikan pentingnya semangat jihad fi sabilillah, yang diusung oleh KH. Hasyim Asy’ari, yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional.
Pentingnya Pendidikan: Mengingatkan santri untuk terus belajar dan memperkuat ilmu agar dapat berkontribusi positif bagi masyarakat.
Penutup Upacara
Upacara ditutup dengan menyanyikan lagu mars Hari Santri, sebagai pengingat semangat jihad para santri yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Acara diakhiri dengan pembacaan doa oleh petugas dan penghormatan kepada inspektur upacara, sebelum komandan upacara membubarkan peserta.
Dengan kegiatan ini, diharapkan santri dapat mengambil pelajaran dari sejarah dan meneruskan semangat perjuangan dalam kehidupan sehari-hari.