Boyolali – Ahad pagi, 19 Januari 2025, aula Ma’had Aly Darusy Syahadah dipenuhi semangat mahasantri semester 2, 4, dan 6 yang tak sabar menyambut tausiah dari seorang ulama besar, Syaikh Abdul Hamid Al-Mishri. Kehadiran beliau membawa suasana haru dan penuh hikmah, menjadikan hari itu momen yang tak terlupakan.
Acara dimulai tepat pukul 09.00 WIB dengan pembukaan oleh akhi Mujahid Ammar Syahida . Suasana aula menjadi khidmat ketika lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an dibacakan oleh akhi Hanifuddin . Setelahnya, hadirin bersiap menyerap setiap kata yang akan disampaikan oleh Syekh Abdul Hamid, seorang ulama yang dikenal dengan kebijaksanaannya.
Dalam tausiyahnya yang berlangsung hingga pukul 10.40 WIB, Syaikh menyampaikan pesan-pesan yang menyentuh hati, menanamkan motivasi yang dalam untuk para calon pendidik. Beliau menekankan lima kunci sukses seorang pendidik:
- Shalat malam adalah kunci keberkahan. Meski hanya dua rakaat, jangan tinggalkan amalan ini.
- Berpuasalah, walau hanya satu hari dalam sepekan, untuk melatih kesabaran dan pengendalian diri.
- Belajar setiap hari. Sedikit demi sedikit, ilmu akan terkumpul menjadi bekal berharga.
- Tingkatkan kemampuan diri. Jadilah pendidik yang tak hanya cerdas, tapi juga kreatif dan inovatif.
- Jadilah pribadi yang peduli sosial. Kebaikan untuk orang lain adalah wujud dari kebermanfaatan ilmu.
Setiap nasihat disampaikan dengan tutur kata yang lembut, namun menyentuh sanubari. Para mahasantri tampak terinspirasi dan mencatat poin-poin penting yang diutarakan Syaikh.
Sesi tanya jawab semakin menambah semarak acara. Pertanyaan dari akhi Muhammad Rosyid, akhi Iskandar, dan akhi Jalil Tiridzi dijawab dengan lugas dan penuh hikmah oleh Syaikh. Setiap jawaban terasa seperti mutiara yang membuka wawasan para peserta.
Acara ditutup dengan doa bersama, memohon keberkahan atas ilmu yang telah disampaikan. Pada pukul 11.00 WIB, acara berakhir dengan para mahasantri yang tampak semakin bersemangat untuk mengaplikasikan nasihat-nasihat Syaikh dalam kehidupan mereka.
Kunjungan Syaikh Abdul Hamid Al-Mishri bukan hanya menjadi sesi tausiyah biasa, tetapi juga momentum penting yang membakar semangat para mahasantri untuk terus belajar, berjuang, dan menjadi pendidik yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia.