Di saat engkau mengetuk pintu kebaikan manusia, namun mereka mengacuhkanmu dan tak menghiraukanmu. Di saat engkau percaya pada seseorang, namun dia mengkhianantimu. Di saat engkau berharap pada seseorang yang kau anggap bisa diharapkan, namun ternyata ia mengecewakanmu. Maka di saat itulah Allah ingin agar engkau kembali dan hanya berharap kepada-Nya saja. Bila Allah menginginkan kemudahan bagi hamba-Nya, maka jalan keluar akan datang dari jalan yang tidak disangka-sangka.
Orang yang paling berbahagia di dunia ini adalah orang yang menghadapkan wajahnya pada Allah. Orang yang paling bahagia di dunia, adalah orang yang menautkan hatinya pada Allah. Dirinya yakin bahwa jalan keluar dari berbagai kesulitan akan datang dari Allah.
Allah berfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” (An-Nisa: 125)
Ketika manusia menghinamu, ketahuilah bahwa mereka tidak dapat membuatmu hina. Dan jika mereka memujimu, mereka tidak dapat membuatmu mulia. Ketika engkau memelas kepada manusia namun mereka mengejekmu, maka ketahuilah bahwa mereka tidak dapat memberi manfaat maupun mudharat padamu.
Jika musibah dan hinaan manusia begitu hebatnya, maka ketahuilah bahwa engkau memiliki Allah yang tidak akan pernah mengecewakanmu. Engkau memiliki Allah yang mendengar segala keluh-kesahmu. Engkau memiliki Allah yang maha Mengetahui segala yang yang tersembunyi. Engkau memiliki Allah yang menunjukkan kasih sayang-Nya padamu. Dia suka saat engkau meminta pada-Nya. Allah berfirman:
أَمْ مَنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ
“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah ada tuhan selain Allah?…” (An-Naml: 62)
“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabb-nya: “(Ya Rabb-ku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.“ (Al-Anbiya: 83-84)
Tidaklah seorang hamba berdoa dengan tulus ketika musibah menimpanya, kecuali Allah memberinya satu dari dua perkara. Jika Allah mengetahui bahwa kesulitannya lebih baik diangkat, maka Dia akan mengangkatnya segera. Dan jika Allah mengetahui bahwa kesulitan tersebut belum saatnya diangkat, maka Allah akan mengilhamkan keyakinan, keimanan dan ketundukan pada takdir-Nya. Sehingga dia merasakan musibah itu bagai nikmat yang harus disyukuri. Dan derajatnya pun ditinggikan.
Saat musibah menimpa, justru saat itu adalah saat yang tepat untuk menyepi dengan Allah, membiarkan diri hanyut terbawa dalam lautan munajat. Manusia yang paling bahagia adalah manusia yang hanya mengeluh pada Allah, bukan pada manusia. Manusia yang paling bahagia adalah manusia yang hanya yakin kepada Allah bukan pada fulan dan fulan. Tujuan dari ujian adalah agar engkau lari menuju Allah. Tujuan dari ujian adalah agar seorang hamba hanya mengadu pada-Nya dan berpaling dari selain-Nya. Wallahu a’lam bish shawwab