Allah Azza wa Jalla menciptakan manusia agar ia mau taat dan beribadah. Namun yang namanya manusia tak pernah luput dari maksiat dan tak pernah alpa dari kekurangan. Daripada itu Dia membuka lebar-lebar pintu taubat dan pintu kembali pada-Nya, agar manusia bisa menutupi dosa-dosanya, menghapus kesalahan serta memperbaiki kekeliruannya. Allah ta’ala berfirman:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,hai orang-orang yang beriman,supaya kamu beruntung.” (An-Nur:31)
Taubat selain dapat menghapus dosa dan kesalahan juga dapat menyebabkan pelakunya dimasukkan ke surga yang indah dan banyak kenikmatan.Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ
“Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (At Tahrim: 8)
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam Juga bersabda:
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
“Orang yang bertaubat dari dosa bagaikan orang yang tidak punya dosa” (HR. Ibnu Majah dan Thabrani).
Air mata orang yang bertaubat adalah air mata kejujuran. Hati mereka terbuka. Mereka takut terhadap datangnya suatu hari, saat hati dibolak-balik.
Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu pernah berkata, “Duduklah bersama orang-orang yang bertaubat, karena merekalah orang yang paling mudah tersentuh hatinya.” (Al-Ihya’, IV/16)
Ar-Rabi’ bin Khutsaim juga berkata, “Tahukah kalian apa itu penyakit, obat dan kesembuhan?” Mereka menjawab, “Tidak”. Beliau berkata:
اَلدَّاءُ الذُّنُوْبُ وَالدَّوَاءُ الاِسْتِغْفَارُ وَالشِّفَاءُ أَنْ تَتُوْبَ ثُمَّ لَا تَعُوْدُ
“Penyakit itu adalah dosa, obatnya adalah istighfar dan kesembuhannya adalah bertaubat dan tidak mengulangi lagi”. (Hilyatul Auliya’, II/108)
Mari kita tinggalkan dosa-dosa kecil maupun besar, karena itulah takwa. Jadilah engkau seperti orang yang berjalan di atas tanah yang berduri. Janganlah kau memandang remeh dosa kecil. Sungguh gunung-gunung itu tersusun dari kerikil.
Selagi pintu taubat masih terbuka lebar mari kita bergegas menujunya. Jangan bosan-bosan untuk meminum obatnya agar kita bisa mencapai kesembuhannya.
Oleh : Ust. Oemar Mita, Lc