Daftar Isi
Pertanyaan
Assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Apakah makanan zakat fitrah boleh dikeluarkan dalam kondisi matang atau harus berwujud biji yang belum dimasak?
Jawaban
Waalaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah Taala dan shalawat semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, serta orang-orang yang teguh berpegang dengan ajaran beliau sampai hari kiamat kelak.
Zakat fitrah harus dikeluarkan dalam bentuk biji yang mentah dan bukan matang. Berdasarkan hadits Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma yang berkata
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ ، عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ ، وَالذَّكَرِ وَالْأُنْثَى ، وَالصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلَاةِ (رواه البخاري، رقم 1503، ومسلم، رقم 984).
“Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah dengan satu sha’ kurma atau satu sha’ dari jenis gandum, yang diwajibkan atas seorang budak atau yang merdeka, lelaki maupun perempuan, kecil atau besar dari kalangan umat Islam.
Beliau memerintahkan agar ditunaikan sebelum orang-orang keluar ke tempat shalat.” (HR. Bukhari, no. 1503 dan Muslim, no. 984)
Diriwayatkan oleh Bukhari, (1510) dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dia berkata
كُنَّا نُخْرِجُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ، وَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ: وَكَانَ طَعَامَنَا الشَّعِيرُ وَالزَّبِيبُ وَالْأَقِطُ وَالتَّمْرُ
“Dahulu kami di zaman Nabi sallallahu’alaihi wa sallam pada hari Raya Idul Fitri mengeluarkan satu sha’ dari jenis makanan. Abu Said mengatakan, ‘Dahulu makanan kami adalah dari gandum, kismis, dan aqit (jenis gandum) serta kurma.’”
Makanan yang ditakar dengan sha’ adalah biji-bijian. Sementara makanan yang telah dimasak maka tidak bisa ditakar dan tidak disimpan sehingga tidak diterima dalam zakat.
Dalam kitab Ar-Raudhul Murbi hal. 215 dikatakan, “(Diwajibkan) dalam zakat fitrah (satu sha’) empat mud dari gandum atau tepungnya, dan berat tepungnya disesuaikan dengan berat biji atau kurma, kismis atau susu kering.
Hal tersebut berdasarkan perkataan Abu Said Al-Khudri, ‘Dahulu kami mengeluarkan zakat fitrah di masa Rasulullah shallallahu’alaiahi wa sallam satu sha’ dalam bentuk makanan pokok atau satu sha’ gandum atau satu sha’ kurma atau satu sha’ kismis atau satu sha’ gandum.’” (Muttafaq alaih)
Adapaun yang paling utama adalah kurma, kemudian kismis, bur, sya’ir (dua jenis gandum atau tepungnya) kemudian susu kering (iqth).
Jika tidak ada lima jenis ini yang disebutkan maka dapat dikeluarkan jenis bijian lainnya asalkan dapat disimpan atau yang dijadikan makanan pokok, seperti jagung, beras, adas, buah tin kering.
Tidak sah jika makananya rusak, seperti busuk, basah dan tua, atau telah berubah. Tidak sah juga jika dalam bentuk roti karena tidak dapat ditimbang dan disimpan.
Kesimpulan
Bahwa tidak boleh mengeluarkan zakat fitrah berupa beras yang sudah dimasak. Sehingga yang boleh dikeluarkan adalah berupa biji beras dan sebagainya yang tidak dimasak. Wallahu a’lam.
Artikel ini merupakan alih bahasa dari tulisan yang dimuat di situs resmi islamqa.