BerandaKajianTarbiyahDampak Negatif Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) Bagi Anak Usia Dini

Dampak Negatif Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) Bagi Anak Usia Dini

- Advertisement -spot_img

Oleh : Hajar Mufidah

(Mahasantri Ma’had Aly Ta’hil al-Mudarrisat Darusy Syahadah)

Latar Belakang Masalah

Periode awal pertumbuhan dan perkembangan manusia yaitu masa usia dini,[1] masa ini merupakan masa paling penting dan mendasar. Masa ini sering disebut sebagai masa kritis perkembangan anak, merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan dasar kemampuan fisik, bahasa, sosial-ekonomi, konsep diri, seni, serta nilai moral dan agama.[2] Salah satu aspek yang paling penting di masa ini adalah perkembangan bahasa, yang berperan besar dalam pembelajaran, interaksi sosial, dan perkembangan emosional anak.[3] Oleh karena itu, perkembangan bahasa pada anak tidak boleh luput dari perhatian orang tua dan pendidik.[4]

Perkembangan berbicara pada anak memiliki tahapan-tahapan yang dimulai sejak dalam kandungan, terutama pada bulan-bulan terakhir menjelang kelahiran. Pada usia 2 bulan, anak mulai menunjukkan senyum sosial sebagai respons terhadap interaksi.[5] Ketika anak mencapai usia 6-12 bulan, alat ucapnya sudah cukup matang untuk menghasilkan suara.[6] Pada usia 18 bulan, anak umumnya mampu mengucapkan sekitar 20 kata bermakna, dan di usia 2 tahun, mereka sudah dapat merangkai kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata, seperti “ibu pergi.”[7]

Kemampuan berbicara pada anak bervariasi. Jika seorang anak mampu memproduksi suara sesuai usianya, maka ia dianggap memiliki perkembangan berbicara yang baik. Sebaliknya, jika terdapat kesulitan dalam produksi suara, anak dapat dikategorikan mengalami keterlambatan berbicara (speech delay).[8]

Meski demikian, terdapat sejumlah faktor yang dapat menghambat perkembangan bahasa ini sehingga menyebabkan keterlambatan berbicara (speech delay) pada anak. Faktor biologis, seperti keturunan atau adanya gangguan pendengaran,[9] dapat memengaruhi kemampuan anak dalam memproses dan mereproduksi suara. Kondisi kesehatan lain, seperti gangguan neurologis atau autism spectrum disorder,[10] juga kerap berhubungan dengan keterlambatan berbicara. Sisi lain, faktor lingkungan turut berperan, seperti minimnya interaksi verbal antara anak dan orang tua atau pengasuh yang membatasi kesempatan anak untuk mengasah kemampuan berbahasa.[11] Penggunaan gawai yang berlebihan pada usia dini juga bisa menghambat perkembangan bahasa[12] karena mengurangi waktu interaksi langsung, yang sangat penting dalam proses belajar berbicara. Faktor-faktor ini memerlukan perhatian lebih agar perkembangan bahasa anak berjalan optimal.

Penelitian tentang pemetaan kasus speech delay di Sekolah Dasar Inklusi Kota Surakarta menunjukkan terdapat 76 kasus keterlambatan berbicara pada Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK). Mayoritas kasus dialami oleh anak laki-laki, yaitu sebanyak 62 peserta didik, sedangkan 14 kasus terjadi pada anak perempuan.[13] Di Amerika Serikat, prevalensi keterlambatan bicara pada anak usia 4,5 tahun berkisar antara 5% hingga 8%.[14] Jika tidak segera ditangani, speech delay dapat menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan anak di masa depan. Hambatan berbicara ini akan memengaruhi kehidupan sehari-hari anak dalam berbagai aspek.[15]

Berdasarkan pentingnya perkembangan bahasa dan tingginya kasus speech delay, penulis tertarik membahas makalah berjudul “Dampak Negatif Speech Delay Bagi Anak Usia Dini.” Harapannya, orang tua bisa lebih waspada terhadap gangguan ini. Penulis juga menyertakan beberapa solusi yang bisa diterapkan oleh orang tua dan pendidik dalam menangani anak yang mengalami keterlambatan berbicara.

Definisi

Dampak Negatif

Dampak menurut kamus bahasa Indonesia adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif.[16]  Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.[17] Sedangkan kata negatif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna kurang baik, menyimpang[18]

Pengertian dampak oleh beberapa ahli, menurut Gorys Kerap adalah sebuah pengaruh yang kuat dari seseorang atau sebuah kelompok orang dalam melakukan tugas dalam kedudukannya. Pengaruh yang besar dan kuat ini nantinya akan membawa perubahan, baik itu perubahan ke arah yang positif ataupun ke arah yang negatif.[19] Sedangkan dampak menurut J.E.Hosio adalah perubahan nyata terhadap tingkah laku atau sikap yang dihasilkan oleh keluaran kebijakan.[20] Kemudian dampak menurut Otto Soemarwoto adalah suatu perubahan yang terjadi akibat suatu aktifitas. Aktifitas tersebut dapat bersifat alamiah baik kimia, fisika, biologi, maupun aktifitas yang di lakukan oleh manusia.[21] Sedangkan Dampak menurut Irfan Islamy akibat-akibat dan konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan dengan dilaksanakannya suatu kebijakan.[22]

Menarik kesimpulan dari beberapa pengertian di atas, makna dampak negatif adalah akibat, imbas atau pengaruh yang terjadi dari sebuah tindakan yang merugikan dan cenderung memperburuk keadaan berdasarkan arti tersebut, maka yang dimaksud dengan dampak dalam tulisan ini adalah akibat yang ditimbulkan dari gangguan speech delay pada anak dalam beberapa aspek kehidupannya di masa depan, jika dibiarkan dalam jangka waktu yang panjang.

Speech delay

Speech delay merupakan istilah bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata. Pertama, speech yang artinya berbicara.[23] Berbicara dalam KKBI yakni berkata, bercakap dan berbahasa.[24] Berbicara menurut ahli, proses produksi bahasa verbal yang lebih berkonotasi pada bunyi yang diucapkan. Berbicara merupakan mekanisme oral untuk mengeluarkan ekspresi verbal yang meliputi artikulasi, resonasi suasa, ritme dan intonasi. Kedua, delay yang artinya lambat, terlambat dan keterlambatan.[25] Keterlambatan menurut KKBI merupakan suatu hal yang memiliki arti terlambat artinya sesuatu hal yang telah melewati dari batas waktu yang sudah ditentukan.[26]

Soetjiningsih berpendapat bahwa speech delay ialah suatu keterlambatan dalam berbahasa. Sebuah gangguan berbahasa yang berupa keterlambatan dalam sektor bahasa yang dialami oleh seorang anak.[27] Menurut Julia Maria, keterlambatan bicara merupakan suatu gangguan dalam berbicara dan berbahasa yang disebabkan murni karena gangguan perkembangan bahasa dan bicara.[28]

Dapat disimpulkan pengertian keterlambatan berbicara (speech delay) adalah salah satu gangguan dalam perkembangan bicara atau bahasa pada anak. Ketika kemampuan bicara atau bahasa anak yang tidak dapat berkembang atau jauh di bawah rata- rata anak sebayanya.

Anak Usia Dini

Makna anak usia dini dalam KBBI adalah keturunan kedua atau manusia yang masih kecil, individu penduduk yang berusia antara 0-6 tahun.[29] Pengertian anak dalam bahasa arab  الولد atau الطفل. Kelompok yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.[30]

Menurut Imam Al-Ghazali bahwasanya anak merupakan amanah di tangan orang tuanya. Diri dan hatinya yang suci, sehingga masih dapat dipahat dalam bentuk apapun, sesuai dengan apa anak dibiasakan dan diajarkan orang tuanya. Baik buruk dari hasilnya pun akan kembali pada orang tuanya.[31]

Penulis menarik kesimpulan, bahwa anak usia dini adalah seorang individu yang berusia antara 0-6 tahun. Mereka yang berada dalam masa perkembangan. Kebelian usia mereka menjadikan mudah untuk dibentuk akan menjadi pribadi yang baik atau pribadi yang buruknya.

Dampak Negatif Speech Delay Bagi Anak Usia Dini

Perkembangan bahasa dan bicara merupakan indikator penting dalam perkembangan seorang anak. Perkembangan ini sangat sensitif dan berpengaruh terhadap perkembangan di bidang lain, seperti bidang kognitif, sosial, psikologi dan emosional.[32] Oleh karena itu, sebagai orangtua atau pendidik harus memahami tahapan perkembangan bahasa serta gangguan yang mungkin terjadi. Diantara gangguan perkembangan bahasa yakni speech delay, merupakan salah satu gangguan perkembangan bahasa yang memiliki beberapa ciri-ciri dan dampak yang harus diperhatikan oleh orang tua pada anaknya.

Ciri-Ciri Speech Delay

Pengucapan Kata-kata yang Tidak Jelas dan Tepat.

Kriteria ini menjadi deteksi awal anak dengan keterlambatan bicara, dengan sebelumnya dilakukan screening tentang apakah ada masalah fisik penyerta. Anak dengan keterlambatan bicara akan sulit dalam mengucapkan kata-kata dengan tepat dan benar. Artikulasi dan gerak bibir serta lidah terlihat kaku, serta suara yang dikeluarkan lirih.[33]

Anak hanya mampu meniru ucapan atau tindakan pada usia dua tahun, dan mereka tidak mampu menghasilkan kata atau frasa secara spontan. Saat berkomunikasi, anak juga sering mengingat kata atau suara daripada berbicara. Memiliki nada suara yang tidak biasa (seperti suara serak atau serak) dan  tidak dapat mengikuti instruksi sederhana.[34]

Penggunaan Bahasa Tubuh Lebih Dominan daripada Berbicara.

Salah satu ciri keterlambatan bicara pada anak meliputi penggunaan bahasa isyarat dan respon non-verbal saat diberikan stimulus. Anak yang mengalami keterlambatan bicara sering kesulitan menyampaikan ekspresi melalui kata-kata, sehingga mereka cenderung menggunakan isyarat non-verbal seperti perubahan mimik wajah, gerakan motorik, dan sentuhan.[35] Penggunaan bahasa isyarat ini terjadi ketika anak merasa bahwa kata-kata mereka tidak dipahami oleh orang lain.[36]

Perkembangan Bicara Lebih Lambat

Anak-anak yang mengalami keterlambatan berbicara cenderung mengucapkan kata-kata pada usia dua tahun, kekurangan kosakata pada usia tiga tahun, atau mengalami kesulitan menamai objek pada usia lima tahun. Seorang anak dapat dikatakan mengalami keterlambatan berbicara apabila kemampuan berbicaranya berada di bawah ratarata anak seusianya, misalnya seperti membuat banyak kesalahan tata bahasa dan sering menambah atau mengurangi konsonan ketika berbicara.[37]

Dampak Negatif Speech Delay Bagi Anak Usia Dini

Keterlambatan bicara atau (speech delay) pada anak usia dini dapat memiliki dampak negatif yang signifikan. Masalah ini bisa mempengaruhi perkembangan sosial, emosional dan akademik anak. Berikut beberapa dampak negatif speech delay bagi anak usia dini.

Dampak Sosial

Anak dengan keterlambatan bicara sering kali pasif dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Karena kesulitan dalam memahami dan merespons, anak mungkin menarik diri dan lebih sering bermain sendiri.[38] Keterlambatan bicara dapat menghambat pengembangan keterampilan sosial, membuat anak kurang percaya diri dalam berkomunikasi, cenderung menggunakan gestur daripada berbicara.[39]

Dampak Emosional

Keterlambatan  berbicara berdampak pada emosional anak, menjadikannya pasif dan  terbiasa  dengan  tingkah  laku  yang  monoton  tanpa memperlihatkan  perilaku  yang  variatif.  Anak  yang  mengalami  keterlambatan  bicara  juga  akan mengalami  kesulitan  dalam  mengekpresikan  perasaan mereka,  sehingga  ditakutkan  mereka  bisa menjadi anak yang tertutup dan merasa tidak dipahami. Memungkinkan pula, anak  yang mengalami  kecenderungan  terlambat  berbicara memiliki  ketakutkan, sehingga  akan  menarik  diri  dari  pergaulan  dan  hanya  sibuk sendiri  dengan  kesendiriannya  di  rumah.[40]

Dampak Kognitif

Speech delay atau keterlambatan berbicara dapat memengaruhi perkembangan kognitif anak dalam berbagai cara. Keterlambatan bicara bisa menghambat kemampuan anak dalam memahami konsep-konsep dasar, seperti angka, warna, dan bentuk, karena bahasa merupakan sarana utama untuk memahami dan memproses informasi. Selain itu, anak dengan keterlambatan bicara cenderung mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemampuan berpikir logis dan pemecahan masalah, yang pada akhirnya dapat berdampak pada kemampuan akademisnya di masa mendatang.[41]

Dampak Akademik

Keterampilan  berbicara,  membaca  dan  menulis adalah  kemampuan  mendasar  yang  harus  dikuasai  anak  ketika  memasuki  usia  sekolah.  Anak  yang mengalami keterlambatan berbicara akan kesulitan untuk mengikuti kegiatanbelajar seperti menjawab pertanyaa, mengungkapkan pendapat atau ide serta memahami pembicaraan guru dan teman kelasnya. Jika  anak  tidak  dapat  mengikuti  pelajaran  dengan  baik,  tentu  prestasinya  disekolah  bisa  kurang memuaskan.[42]

Solusi Menangani Speech Delay

Speech delay atau keterlambatan berbicara pada anak dapat memiliki dampak signifikan pada berbagai aspek perkembangan mereka, termasuk kognitif, sosial, dan akademik. Ketika anak mengalami keterlambatan dalam berbicara, intervensi yang tepat dan efektif sangat penting untuk membantu mereka mengejar ketertinggalan dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin muncul. Berikut solusi menangani speech delay  pada anak.

Memperkaya Stimulasi Bahasa

Upaya orang tua menangani speech delay  memberikan dan memperkaya rangsangan dan stimulasi yang sesuai bagi anak.[43] Bentuk dari stimulasi bahasa salah satunya yakni menggnakan media visual gambar atau kartu. Di sekolah, guru bisa menggunakan alat bantu visual seperti gambar, kartu. Anak berlatih mengungkapkan adegan dan kegiatan dengan gambar atau kartu tersebut yang apabila dirangkaikan menjadi suatu cerita.[44]

Memperluas Interaksi Sosial

Interaksi sosial memainkan peran yang sangat penting dalam pengembangan kemampuan bahasa anak. Luasnya interaksi sosial dapat membantu dalam pembentukan struktur bahasa dan kosakata yang benar. Upaya meberikan kesempatan bagi anak_anak untuk terlibat dalam percakapan sehari-hari sehingga memengaruhi perkembangan keterampilan bahasa mereka. Oleh karena itu penting untuk menstimulasi anak dengan memperluas interaksi sosial guna untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada dirinya.[45]

Terapi Wicara Dini

Orang tua perlu melakukan konsultasi dan tindakan terapis untuk mengatasi speech delay  pada anak.  Menggunakan layanan terapis wicara secara dini membantu anak meningkatkan kemampuan berbicara dan pemahaman bahasa. Terapi ini dirancang untuk mengembangkan keterampilan bahasa reseptif (memahami) dan ekspresif (mengungkapkan).[46]

Kesimpulan

Speech delay pada anak usia dini merupakan gangguan perkembangan bahasa yang memengaruhi kemampuan komunikasi anak. Gangguan ini ditandai dengan kesulitan mengucapkan kata, penggunaan bahasa tubuh, serta kemampuan berbicara yang lebih lambat dibanding anak seusianya.

Dampak negatif dari speech delay meliputi hambatan pada perkembangan sosial, emosional, dan akademik. Anak mungkin kesulitan berinteraksi dengan teman sebaya, cenderung menarik diri, serta mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah karena keterbatasan dalam berbicara.

Solusi untuk mengatasi speech delay mencakup pemberian stimulasi bahasa, memperluas interaksi sosial anak, serta berkonsultasi dengan dokter untuk terapi yang tepat. Intervensi yang cepat dan tepat dapat membantu mencegah dampak lebih lanjut pada perkembangan anak.

 


 

[1] Iva Noorlaila, Panduan Lengkap Mengajar Paud Kreatif Mendidik Dan Bermain Bersama Anak, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher 2010), hal. 13.

[2] Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustakapelajar 2007), hal. 78.

[4] Kholilullah, Hamdan, Heryani , “Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini”, Jurnal Penelitian Sosial Dan Keagamaan, Vol. 10, No. 1, Juni 2020, hal. 76.

[5] Wulan Fauzia, Fithri Meiliawati dan Peni Ramanda, “Mengenali dan Menangani Speech Delay Pada Anak”, Jurnal Al-Ashifa, Vol. 1 No 2, hal. 33.

[6] Heru Kurniawan dan Kasmiati, Pengembangan Bahasa  Anak Usia Dini, (Banyumas: CV. Rizquna), hal. 47.

[7] Wulan Fauzi dkk, “Mengenali dan…, hal. 33.

[8] Ibid…, hal. 34.

[9] Wenty Anggraini, skripsi: Keterlambatan Bicara (Speech Delay) Pada Anak (Studi Kasus Anak Usia 5 Tahun), (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2011),hal. 1.

[10] Ni Made Yuniari, I Gusti Ayu Dan Indah Triana Juliari, “Strategi Terapis Wicara Yang Dapat Diterapkan Oleh Orang Tua Penderita Keterlambatan Berbicara (Speech Delay)”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 3, Oktober 2020, hal. 566.

[11] Yenny Safitri, “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perkembangan Bahasa Balita di UPTD Kesehatan Baserah Tahun 2016”, jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol.1, No. 2, hal. 149

[12] Wenty Anggraini,…

[14] Vinia Hanita Nahri, Skripsi: Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) Pada Anak Usia Dini, (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2019), hal. 3.

[15] Ibid, hal. 2

[16] Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet III, (Jakarta: CV. Adi Perkasa, 2018), hal. 345.

[17] Skripsi Dampak Aktivitas Wisata Terhadap Lingkungan Dan Kelembagaan Di Pulau Satonda Berdasarkan Persepsi Masyarakat.

[18] Tim Redaksi Kamus Besar, Kamus Besar …, hal. 1139.

[19] Gorys Kerap, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama 1998), hal. 35.

[20] J.E..Hosio, Kebijakan Publik Dan Desentralisasi, (Yogyakarta: Laksbang Yogyakarta 2007), hal. 57.

[21] Otto Soemarwoto, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press 1998), hal. 43.

[22] Muhammad Irfan Islamy, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, (Jakarta: Bumi Aksara 2007), hal. 115.

[23] John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia , Cet.I (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama ,2014), Edisi III, hal. 88.

[24] Tim Redaksi Kamus Besar, Kamus Besar …, hal. 320.

[25] John M. Echols, Kamus Inggris…, hal. 88.

[26] Tim Redaksi Kamus Besar, Kamus Besar…, hal. 930.

[27] Alfani Nurul Istiqlal, “Gangguan Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) Pada Anak Usia 6 Tahun”, Jurnal Preschool, Vol. 2, No. 2, April 2021, hal. 207.

[28] Julia Maria Van Tiel, Pendidikan Anakku Terlambat Bicara ( Jakarta: Prenada, 2011), hal. 9.

[29] Tim Redaksi Kamus Besar, Kamus Besar…, hal. 69.

[30] Wijana D Widarmi, dkk, Konsep Dasar pendidikan Anak Usia Dini dalam Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008). hal. 16.

[31] Muhammad Nur Abdul Hafidz Suwaid, Prophetic Parenting; Cara Nabi Mendidik Anak, (Yogyakarta: Pro- U Media, 2010), hal. 46.

[32] Ratih Purnama Sari, Nuryani, “Analisis Keterlambatan Berbicara (Spech Delay) Pada Anak Study Kasus Anak Usia 10 Tahun”, Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran, hal. 9.

[33] Alfani Nurul Istiqlal, Gangguan Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) Pada Anak Usia 6 Tahun, Jurnal Preschool, Vol. 2 No. 2 April 2021, hal. 210.

[34] Intan Kusuma, Skripsi: Interaksi Sosial Pada Anak Speech Delay Disebabkan Penggunaan Gadget, (Surakarta: Universitas Raden Mas Said Surakarta), hal. 24.

[35] Ika Herpiyana, Nor Izzatil Hasanah, Rusdiah, “Interaksi Sosial Anak yang Memiliki Speech Delay”, Jurnal Smart Paud, Vol. 5, No.2, Juli 2022, hal. 142.

[36] Alfani Nurul Istiqlal, Gangguan Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) Pada Anak Usia 6 Tahun, Jurnal Preschool, Vol. 2 No. 2 April 2021, hal. 209.

[37] Ramdhina Puteri Amanda, dan Rika Aulia, “Analisis Gangguan Berbahasa Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) Pada Anak Berusia 6 Tahun”, Jurnal pendidikan berkarekter,  Vol. 2, No. 1, Februari 2024, hal. 117.

[38] Andi Filsah Muslimat, Lukman, Muhlis Hadrawi, “Faktor  dan Dampak  Keterlambatan  Berbicara  (Speech  Delay) Terhadap Perilaku Anak Studi Kasus Anak Usia 3-5 Tahun: Kajian Psikolinguistik”, Jurnal Al-Qiyam, Vol. 1, No.2 Desember 2020, hal. 8.

[39] Ika Herpiyana dkk, “Interaksi Sosial…, hal. 142.

[40] Andi Filsah Muslimat, dkk, “Faktor  dan Dampak…, hal. 9.

[41] Andi Filsah Muslimat…, “Faktor  dan Dampak…,hal. 8.

[42] Ika Herpiyana dkk, “Interaksi Sosial…, hal. 142.

[43] Adila Ghazani Yasmin, Amjad Raehan Zada, Nuril Fadila, Salma Rohmah dan Ahmad, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tumbuh Kembang Kognitif dan Emosional Anak”, Jurnal Sustainable, Vol. 6 No. 2 Desember 2023, hal. 312.

[44] Adzani Novita Amalia Rani, Skripsi: Hubungan Antara Penggunaan Media Kartu Gambar Cerita Berseri Dengan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini, (Lampung: Universitas Lampung, 2016), hal. 54.

[45] Azivah Zahrianis, Nabila Riyani Amanda Saragih dan Riska Tri Andini, “Peran Interaksi Sosial Dalam Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini di TK Al Istiqomah”, Jurnal Kewarganegaraan, Vol. 8 No. 1 Juni 2024, hal. 90.

[46] Ni Made Yuniari, I Gusti Ayu dan Indah Triana Juliari, “Strategi Terapis Wicara yang Dapat Diterapkan Oleh Orang Tua Penderita Keterlambatan Berbicara (Speech Delay)”, Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 3, Oktober 2020, hal. 566.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
12,700PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
9,600PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami