Surgeon Multi Talent
Ilustrasi pembedahan modern yang dilakukan di tahun ‘dark age’ dunia Eropa dan Barat oleh Al Zahrawy. Hampir bisa dikatakan kegilaan oleh manusia saat itu untuk membedah tubuh hidup hidup.
Abū Al-Qāsim Khalaf ibn Al-‘Abbās al-Zahrāwī (936–1013 M), (Arabic: أبو القاسم خلف بن العباس الزهراوي), atau yang dikenal dengan nama Al-Zahrawi (الزهراوي), yang dalam bahasa latinnya dikenal dengan Abulcasis (teradopsi dari nama arabnya; Abū al-Qāsim) merupakan salah satu surgeon atau dokter ahli bedah asal Arab. Bahkan beliau adalah bapaknya dunia kedokteran dalam bidang ilmu surgery (bedah). Mahaguru dari setiap dokter bedah baik Arab ataupun bagi orang barat, di mana di Barat tak ada satupun dokter saat itu. (Ensiklopedi Britanica; (cet. I th 1768).
Ensiklopedi Britanica (The Encyclopædia Britannica) adalah ensiklopedi tua yang terbit sejak tahun 1768 M hingga sekarang. Ensiklopedi ini digarap oleh 100 editor fulltime dan lebih dari 4000 kontributor penulis dan peneliti yang diantara mereka telah meraih 110 buah penghargaan “Nobel Prize” serta lima penghargaan dari presiden Amerika berturut turut. Saat ini, di cetak ulangnya yang ke-15 sudah mencapai 32 jilid jumlahnya.
Al Zahrawi adalah dokter bedah pertama kali di dunia yang menemukan cut guts yaitu benang jahit operasi yang beliau ciptakan dari usus hewan. Beliau juga dikenal sebagai dokter muslim yang tidak hanya ahli dalam ilmu bedah dan psikologi namun juga ‘ahlud din’ (agamis).
Disebutkan dalam sejarah bahwa beliau adalah dokter yang menghabiskan setengah harinya untuk mengobati manusia gratis tanpa pungutan beaya dengan niatan taqarrub kepada Allah Azza wa jalla.
Nama Al Zahrawy merupakan penisbatan terhadap tanah kelahirannya yaitu kota Az Zahra’ yang dibangun oleh dinasti Umayyah. Ia terletak di sebelah selatan kota Cordova (Qurthuba). Beliau hidup pada tahun 327 H/ 936 M hingga 404 H/ 1013 M.
Dr Al Zahrawy ini menjadi tabib pribadi kerajaan. Beliau dipercaya menjadi pengawas kesehatan pribadi sultan Abdurrahman III (An Nashir) dan juga ananknya Al Mustanshir II (Al Hakim).
Beliau bukan hanya dokter praktek always busy saja, namun juga amat produktif. Beliau masih sempat menulis karya tulis ilmiah yang legendaris berjudul At Tashrif Liman Ajaza an At Ta’lif. Kitab ini merupakan sebuah ensiklopedi raksasa yang memuat berbagai macam ilmu pengetahuan dalam dunia kedokteran. Terdiri dari 1.500 halaman yang membahas tentang penyakit dalam, obat-obatan, gizi, dan kimia, serta ilmu bedah.
Kitab mahakarya Al Zahrawy ini tersebar luas ke seluruh daratan Arab dan juga Eropa setelah diterjemahkan ke bahasa latin oleh penerjemah asal Italia yang belajar di Toledo (طليطلة), Andalusia, Spanyol. Penerjemah ini bernama Gerard of Cremona (Latin: Gerardus Cremonensis;جيرار الكريموني c. 1114–1187).
Penerjemah beragama Katolik ini hidup nyaman dan penuh jaminan, bahkan dipersilakan mengambil sebanyak mungkin ilmu pengetahuan terlangka di bumi saat berada di salah satu kota yang notabene di bawah pemerintahan model Kekhilafahan Umayyah Andalusia (Spanyol). Kekhilafahan yang hari ini sedang distigmatisasi buruk oleh para munafik sebagai bentuk diskriminasi bagi agama non muslim. Padahal itu adalah termasuk sunnah Nabi dan kewajiban bagi seorang muslim. Maka dari itu, ini merupakan bukti bahwa statemen “kekhilafahan adalah dapat memecah belah bangsa” merupakan ujaran bodoh, ahistoris dan bukan fakta bahkan merupakan ujaran kebencian karena hanya berdasar pada sentimen dan sangkaan.
Gerard mengatakan:
اَلزَّهْرَاوِيُ كَانَ جَرَّاحًا مَاهِرًا وَطَبِيْبًا ذَا خِبْرَةٍ وَاسِعَةٍ
“Al Zahrawi adalah dokter hebat, pakar ahli bedah (surgeon) yg memiliki pengalaman amat luas!.”
Wallahu a’lam
Penulis: Akbar Fachreza
Editor: Yazid Abu Fida’