Pemakamannya Diiringi Penghormatan dan Ia Dianggap Pahlawan Wanita Jerman
Sejumlah besar warga Jerman berkumpul untuk menyaksikan suatu “acara” yang tak biasa. Bukan konser juga bukan acara pernikahan seorang putri raja, tapi mereka hendak menunjukkan rasa hormat dan duka atas meninggalnya seorang gadis Muslimah yang disebabkan menolong dua gadis dari gangguan orang.
Ia adalah Tugce Albayrak, gadis Muslim keturunan Turki yang baru berusia 23 tahun yang meninggal dunia pada hari Jum’at setelah mengalami koma akibat hantaman di kepalanya pada 15 November 2014. Ia mengalami luka parah di kepala karena menolong dua perempuan di luar restoran McDonald di dekat Frankfurt, Jerman pada malam itu dari gangguan tiga pria etnis Serbia.
Gadis belia itu dipukuli secara brutal oleh salah satu pria tersebut yang diidentifikasi sebagai Sanel M, 18 tahun, di sebuah tempat parkir di restoran tersebut satu jam setelah ia menolong dua perempuan yang berteriak di depan kamar mandi restoran itu.
Selama dua pekan koma, keluarga dan teman-temannya menunggu kabar baik, namun dokter mengatakan bahwa fungsi otaknya mati akibat serangan itu pada 26 November dan kemungkinan besar tidak dapat sembuh. Kemudian, orang tuanya memutuskan untuk mencabut seluruh system alat bantu hidup pada 28 November, tepat ia berusia 23 tahun.
Tak disangka, kematiannya mengundang kesedihan dan simpati banyak orang. Kematiannya dibanjiri pujian, karena keberaniannya menolong dua perempuan dari gangguan lelaki jahat.
Ribuan warga Jerman melakukan protes secara hening di depan restoran cepat saji itu di mana insiden terjadi, menunjukkan rasa duka atas kepergian gadis pemberani itu.
Ratusan pelayat menghadiri sebuah lembaga di masjid lokal sebelum ia dimakamkan di kotanya. Sementara pelaku penyerangan masih mendekam di tahanan.
Ritual pemakaman Albayrak dilakukan di sebuah lingkungan masjid di Waechtersbach, dihadiri oleh Perdana Menteri negara bagian Hesse Volker Bouffier. Duta besar Turki juga turut serta dalam prosesi pemakamanan Albayrak.
Albayrak kemudian dikuburkan di sebuah pemakamanan di desa Bad Soden-Salmuenster, di mana ia lahir.
Diiringi kumandan adzan dan serpihan salju yang turun, ratusan pelayat berkumpul bersama di depan jenazah Albayrak, seakan menyaksikan kematian orang besar.
Albayrak, yang merupakan Muslim keturunan Turki, telah dianggap sebagai pahlawan wanita di Jerman.
Karena jasanya yang heroik, hingga seratus ribu orang telah menandatangani petisi yang menyerukan agar Albayrak dianugerahi gelar Order of Merit.
“Dia akan diingat karena keberanian sipilnya,” kata seorang berbicara menggunakan speaker kepada kerumunan orang, banyak di antara mereka menggunakan pin bergambar gadis pelajar itu di dada mereka. Yang lainnya membawa bunga mawar sebagai tanda penghormtan kepada seorang gadis yang disebut-sebut menjadi role model (teladan) bagi warga Jerman itu.
Tugce Albayrak hanyalah gadis Muslim biasa, tetapi kematiannya ditangisi dan dihadiri bayak orang karena keberaniannya menyelamatkan orang lain. Kebanyakan di antara mereka yang datang dalam pemakaman tidak mengenal Albayrak. Namun mereka merasa sedih atas kepergiannya dan menunjukkan penghormatan atas keberaniannya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an : “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya”. (QS. 5 : 32).
[Diterjemahkan dari berbagai sumber]