Sa’ad bin Abi Waqash Radhiyallahu ‘anhu berkata :
يَا بُنَيَّ إذَا طَلَبْت الْغِنَى فَاطْلُبْهُ بِالْقَنَاعَةِ فَإِنَّهَا مَالٌ لا يَنْفُذُ، وَإِيَّاكَ وَالطَّمَعَ فَإِنَّهُ فَقْرٌ حَاضِرٌ، وَعَلَيْك بِالإِيَاسِ مِمَّا فِي أَيْدِي النَّاسِ فَإِنَّك لا تَيْأَسُ مِنْ شَيْءٍ إلا أَغْنَاك اللَّهُ عَنْهُ
“Wahai anakku, apabila kamu mencari kekayaan, maka carilah ia dengan Qona’ah, karena sesungguhnya ia (Qona’ah) adalah harta yang tidak akan pernah habis. Janganlah kamu rakus (tamak), karena sesungguhnya ia (tamak/rakus) adalah kefakiran yang akan selalu datang. Hendaklah kamu berputus asa terhadap apa-apa yang ada di tangan para manusia. Karena tidaklah kamu berputus asa dari sesuatu melainkan Allah akan menjadikanmu tidak butuh kepada sesuatu tersebut”
(Ghidzaul Albab Syarhu mandhumatil Aadab, Muhammad bin Ahmad bin Salim Assifaarini Al Hanbali, II/420)
Perkataan beliau ini nampaknya sesuatu yang besar dan bukan sepele. Sesuatu yang sangat relevan untuk disampaikan dan dinasehatkan kepada para manusia hari ini. Hari di saat manusia sanggat kuat kecintaannya terhadap dunia dan kekayaan. Hari di mana manusia-manusia tak peduli lagi dari mana harta kekayaan ia dapatkan. Dari jalan halal atau haramkah. Yang haram saja susah apalagi yang halal, itulah semboyan mereka. Hari di mana manusia-manusia terjangkit penyakit wahn yaitu cinta dunia dan takut mati. Hari di saat banyak manusia yang jama’a maalan wa ‘addadah (mengumpulkan atau menumpuk-numpuk harta serta menghitung-hitungnya) dan lalai terhadap akhiratnya.
Qona’ah. Yaa….Qona’ah menjadi bekal yang wajib bagi setiap kita di masa ini. Orang yang mampu bersikap Qana’ah akan meletakkan harta dan dunia di tangan bukan di hati. Sikap inilah yang mampu membuat jiwa tentram dan nyaman.
Dengan membiasakan hati untuk menerima apa adanya dan merasa cukup terhadap pemberian Alloh, kita akan mendapatkan kebahagiaan. Sebaliknya, siapa yang hatinya fakir meskipun memiliki dunia seisinya, akan terus merasa kurang. Serupiah pun akan ia kejar dengan jalan apapun.
Carilah dunia dengan sikap Qona’ah. Seberapapun yang Allah berikan kepada kita atas jerih payah kita, terimalah dengan penuh kesyukuran. Karena sesungguhnya Qona’ah adalah harta yang tiada sirna. Kekayaan yang tidak akan habis.
Janganlah mencari dunia dengan penuh ketamakan dan rakus. Karna tamak dan rakus terhadap dunia hanya akan menjadikan kita selalu merasa kurang dan kurang. Merasa selalu miskin padahal harta melimpah dan lebih dari cukup. Tamak dan rakus terhadap dunia hanya akan menjadikan seseorang tersiksa dan menderita serta merana.
Janganlah terpesona dengan kekayaan yang dimiliki oleh tetangga dan siapa saja. Karena semua itu ada tanggung jawabnya. Tanggung jawab yang sangat berat di hadapan Allah. Tanamkan dalam diri kita sikap wara’ dan iyas, tidak memiliki keinginan terhadap apa yang dimiliki oleh orang lain. Karena dengan itulah Allah akan memberikan rasa cukup kepada kita. “Ya Alloh berikan aku sikap Qana’ah terhadap apa yang Engkau rizkikan kepada ku, berkahilah pemberian itu dan gantilah dari segala yang luput [hilang] dariku dengan yang lebih baik.” (HR Al-Hakim, beliau menshahihkannya, dan disetujui oleh Adz-Dzahabi)