Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Izin bertanya, saya dari Jakarta dalam keadaan berpuasa kemudian melakukan perjalan ke Bali. Nah, untuk berbuka puasanya apakah saya ikut waktu Jakarta atau Bali ya Ustadz?
Jazakumullahu khairan
(Andini – Jakarta)
Jawaban
Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Innal hamda lillaah wasshalaatu wassalaamu ‘alaa Rasulillaah wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa man waalaah wa laa haula walaa quwwata illaa billaah. Ammaa Ba’du:
Hukum puasa yang berlaku bagi seseorang yang pergi ke suatu tempat adalah sebagaimana hukum puasa di tempat ia safar.
Ia berpuasa dan berbuka sesuai waktu yang ada di tempat di mana ia telah tiba di sana. Ia mulai berpuasa ketika terbit fajar di negeri tersebut dan ia berbuka ketika tenggelam matahari di negeri tersebut.
Nabi ﷺ bersabda,
إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ مِنْ هَا هُنَا وَأَدْبَرَ النَّهَارُ مِنْ هَا هُنَا وَغَرَبَتْ الشَّمْسُ فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ. رواه البخاري ومسلم
“Jika malam sudah tiba dari arah sini (beliau menunjuk ke arah timur) dan siang sudah berlalu dari sini (beliau menunjuk ke arah barat) dan matahari sudah terbenam, maka sudah tiba waktu berbuka bagi orang yang berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, ketika penanya telah tiba di tempat tujuan, ia tidak perlu lagi melihat pada waktu tempat asalnya, karena ia sedang bersafar dan sedang berada di luar daerah.
Sehingga waktu berbukanya pun sesuai dengan waktu di mana ia berada. Wallahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Khairu Da’i, Lc