بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
اعْلمْ رَحِمَكَ اللهُ أَنَّهُ يَجِبُ عَلَيْنَا تَعَلُّمُ أَرْبَع مَسَائِلَ:
المسألة الأُولَى: الْعِلْمُ
Bismillahirrahmanirrahim, ketahuilah semoga Allah merahmati anda wajib bagi kita mempelajajari empat perkara. Yang pertama pertama Al-‘ilmu
Penulis memulai tulisan dengan basmalah, yang ini merupakan tradisi para ulama . Hal ini dilakukan pertama dalam rangka mencontoh kitabullah yang diawali dengan basmalah. Kedua mengamalkan hadits Nabi `
كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله فهو أبتر
“Setiap urusan penting yang tak dimulai dengan bismilah maka terputus” (Hadits ini diperselisihkan keshahihannya di kalangan ulama). Syeikh Abdurrahman bin Qasim berkata: “ yang dimaksud terputus adalah berkurangnya barakah” (Hasyiyah Utsuluts Tsalatsah)
Ketiga dalam rangka meneladani Rasulullah ` yang selalu mengawali surat menyurat beliau dengan basmallah. Keempat dalam rangka tabaruk (mengambil keberkahan) sekaligus memohon pertolongan kepada Allah agar penulisan kitab beliau dimudahkan Allah ta’ala dan tulisan beliau memberi manfaat yang besar.
Tafsir basmalah
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata: “Tafsirnya adalah: Sesungguhnya seorang insan meminta tolong dengan perantara semua Nama Allah. Kami takan: yang dimaksud adalah setiap nama yang Allah punya. Kami menyimpulkan hal itu dari ungkapan isim (nama) yang berbentuk mufrad (tunggal) dan mudhaf (disandarkan) maka bermakna umum. Seorang yang membaca basmalah bertawassul kepada Allah ta’ala dengan menyebutkan sifat rahmah. Karena sifat rahmah akan membantu insan untuk melakukan amalnya. Dan orang yang membaca basmalah ingin meminta tolong dengan perantara nama-nama Allah untuk memudahkan amal-amalnya.” (Shifatush Shalah, hal. 64).
Keutamaan ilmu syar’i
Selanjutnya penulis mengatakan: “ketahuilah” merupakan kata yang disampaikan di awal pembicaraan agar lawan bicara merasa bahwa apa yang akan disampaikan merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui.
Keutamaan ilmu
“Wajib bagi kita mengetahui eampat perkara. Perkara pertama adalah ilmu”. Penulis selanjutnya menyebutkan tentang empat perkara yang wajib diketahui setiap muslim. Point pertama yang wajib dipelajari setiap muslim adalah ilmu. Para ulama mengatakan bila kata ilmu disebut secara mutlak, tanpa ada keterangan lainya maka yang dimaksud adalah ilmu syar’i. Syeikh Abdurahman bin Qasim mengatakan: “ Kata ilmu bila dimutlakkan (tanpa ada keterangan lain) maka yang dimaksud adalah ilmu syar’I (ilmu syari’at) tentang urusan dien yang wajib diketahui setiap mukallaf “(Hasyiah Utsulu ats-tsalatsah: 10)
Berikut ini beberapa keutamaan ilmu syar’i:
- Melaksanakan kewajiban.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ على كل مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.”
(Hadits sahih, diriwayatkan dari beberapa sahabat diantaranya: Anas bin Malik, Ibnu Umar, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu Anhum. Lihat: Sahih al-jami: 3913). Orang yang enggan menuntut ilmu syar’i berarti telah menjerumuskan dirinya dalam lembah dosa dan kehinaan di dunia. Di akhirat akan mendapat siksa. Oleh karena itu menuntut ilmu syar’i menjadi sebuah keharusan.
- Tanda kebaikan seorang hamba
من يُرِدْ الله بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ في الدِّينِ
“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan kepada seorang hamba maka Ia akan difahamkan tentang agamnya.”
(Muttafaq Alaihi dari Muawiyah bin Abi Sufyan)
Kebaikan seseorang hamba tak semata-mata dilihat dari banyaknya amal, sebab banyaknya amal tanpa didasari ilmu dan pemahaman yang lurus akan membuka peluang munculnya kebid’ahan yang pada akhirnya akan tertolak. Rasulullah ` bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang beramal dengan amal yang tak kami perintahkan maka tertolak” (HR Muslim 3243)
- Ilmu merupakan jalan ke surga
Rasulullah ` bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فيه عِلْمًا سَهَّلَ الله له بِهِ طَرِيقًا إلى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah menudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.Muslim No. 2699)
- Ilmu lebih utama dari ibadah
Rasulullah ` bersabda:
فضل العلم أحب إلي من فضل العبادة و خير دينكم الورع
“Keutamaan ilmu lebih aku sukai dari keutamaan ibadah, dan sebaik-baik agama kalian adalah bersikap wara.”
(HR.Al-Hakim, Al-Bazzar, At-Thayalisi, dari Hudzaifah bin Al-Yaman z yang diisahihkan Al-Albani dalam sahih al-jami’:4214)
Dalam riwayat lain, Rasulullah ` bersabda:
وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ على الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ على سَائِرِ الْكَوَاكِبِ
“Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu dibanding ahli ibadah, seperti keutamaan bulan dimalam purnama dibanding seluruh bintang- bintang.”
(HR. Abu Dawud 3641, Ibnu Majah 223, dari Abu Darda’ z)
Maknanya bahwa belajar dan mengajarkan ilmu merupakan amalan ibadah yang lebih utama dibanding amalan ibadah lainnya, seperti shalat sunnah, berpuasa sunnah, dan yang lainnya. Bukan yang dimaksud hadits ini bahwa ilmu bukan bagian dari ibadah, namun maksudnya bahwa ilmu merupakan bagian ibadah yang paling mulia, bahkan bagian dari jihad fi sabilillah. Sufyan Ats-Tsauri berkata:
“Aku tidak mengetahui ada satu ibadah yang lebih utama dari engkau mengajarkan ilmu kepada manusia.” (Jami’ bayanil ilmi, Ibnu Abdil Bar: 227). Wallahu a’lam (Sulthon)