Oleh: Ustadz Muhammad Zaini
(Staf Pengajar Darusy Syahadah)
Tahun baru (new year’s) adalah momen yang tepat untuk merefleksikan perjalanan kita dan merencanakan langkah-langkah ke depan. Kata Level up yang sering kita dengar dalam dunia game. Meski demikian, kata ini kini bisa kita terapkan dalam kehidupan nyata. Artinya, kita perlu terus maju dan meningkatkan diri kita untuk menjadi lebih baik.
Isyarat meningkatkan diri telah disebutkan di dalam Al-Qur’an. Tidak hanya perintah untuk meningkatkan diri, tetapi memperbaiki diri dari waktu ke waktu, mengajak kita untuk selalu intropeksi diri, melihat kembali apa yang telah kita lakukan dan terus berusaha menjadi lebih baik juga disebutkan dalam kitab mulia tersebut. Allah berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)
Menjadi lebih baik tidak harus menunggu pergantiaan tahun, tetapi bagaimana setiap rotasi waktu dalam kehidupan kita terus menjadi yang terbaik. Menjadi lebih baik tidak datang begitu saja (It takes effort), perlu ada kerja keras yang harus dilakukan. Berubah untuk menjadi lebih baik sangat jelas dalam Al-Qur’an, bahkan secara tegas kerja keras menjadi syarat utama sebuah perubahan dan kemajuan (Transformation and advancement). Allah berfirman,
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.” (QS. Ar-Ra’d: 11).
Perubahan yang lebih baik merupakan sebuah kenikmatan yang Allah karuniakan. Oleh sebab itu, patut bagi setiap orang untuk mensyukuri nikmat tersebut agar ia tetap ada dan dirasakan, karena syukur termasuk salah satu kunci langgengnya sebuah kenikmatan. Abu al-Laits rahimahullah berkata: ayat ini memuat peringatan kepada seluruh makhluk agar mengetahui nikmat yang telah Allah karuniakan kepada mereka dan mensyukurinya, sehingga nikmat itu tidak hilang dari mereka.” (Assamarqandi, 2/219)
Pesan sangat mendasar dan universal tentang sebuah perubahan dan kemajuan (transformation and advancement) termuat dalam ayat ini. Secara sederhana, ayat ini mengabarkan kepada kita bahwa perubahan tidak akan terjadi begitu saja (It takes effort). Perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri. Sebab, Allah tidak akan merubah suatu kaum jika kaum itu sendiri tidak mau berusaha untuk berubah, karena potensi perubahan (Potential for change) itu telah Allah tanamkan dalam diri kita.
Ibnu Abbas mengomentari ayat ini, “Apabila Allah memberikan nikmat kepada suatu kaum lalu mereka mensyukuri dan tidak mengingkarinya, maka Dia akan menambah nikmat tersebut dan melanggengkannya atas mereka. Sebaliknya, jika mereka mengingkari atau tidak mensyukurinya, maka Dia akan mencabut nikmat itu dari mereka dan menggantinya dengan kemurkaanNya.” (Annasafi, 9/33)
Untuk perubahan yang lebih baik, minimal lima konsep sederhana berikut patut untuk dilakukan. Kelima konsep tersebut terangkum dalam sebuah kata SMART Goals; Specific (spesifik), Measurable (terukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan), Time-Bound (terikat waktu).
Kelima konsep ini membuat seseorang lebih fokus, lebih termotivasi, lebih produktif, lebih percaya diri dan lebih efektif dalam mencapai tujuan. Disamping itu, kelima prinsip ini dapat membantu kita dalam menetapkan tujuan yang jelas dan terukur, baik dalam kehidupan pribadi maupun professional.
Semoga Allah menjadikan kita pribadi-pribadi yang lebih baik. Amin.
Simo, 30 Desember 2024