Syaikh Imaaduddin Al-Wasithiy rahimahullah berkata dalam risalahnya
إذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ خَيْرًا أَقَامَ فِي قَلْبِهِ شَاهِدًا مِنْ ذِكْرِ الآخِرَةِ يُرِيهِ فَنَاءَ الدُّنْيَا وَزَوَالَهَا، وَبَقَاءَ الآخِرَةِ وَدَوَامَهَا، فَيَزْهَدُ فِي الْفَانِي وَيَرْغَبُ فِي الْبَاقِي، فَيَبْدَأُ بِالسَّيْرِ وَالسُّلُوكِ فِي طَرِيقِ الآخِرَةِ
“Jika Allah hendak memberikan kebaikan kepada hamba-Nya, Dia akan menempatkan seorang malaikat di dalam hatinya untuk mengingatkan tentang akhirat dan memperlihatkan kepadanya bahwa dunia akan hilang dan sirna, sedangkan akhirat kekal abadi.
Sehingga ia zuhud terhadap sesuatu yang fana, dan mencintai sesuatu yang kekal, lalu ia akan mulai terlebih dahulu meniti jalan menuju akhirat”. (Ghidzaul Albab Syarhu Mandhumatil Adab, Muhammad bin Ahmad bin Salim Assifaarini Al Hanbali, I/49)
Kasih sayang atau rahmat Allah kepada para hamba-Nya tak terkira luasnya. Sangat luas. Alangkah bahagianya orang-orang yang senantiasa mendapatkan curahan dan limpahan rahmat-Nya.
Rahmat-Nya tak ternilai dengan dunia, bahkan lebih berharga dibandingkan dengan dunia dan seisinya.
Di antara bentuk rahmat dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya adalah Dia mengirimkan seorang malaikat hafadzah yang dikenal sebagai malaikat Muaqqibat untuk membisiki, mengingatkan hamba-Nya tentang kehidupan akhirat.
Mengingatkan dan membisikkan dalam hati manusia bahwa dunia itu fana akan hilang dan sirna, akhirat adalah kekal dan abadi.
Di saat fokus manusia di dunia ini telah bergeser jauh dari hidup untuk beribadah menggapai kehidupan bahagia nan indah di negeri akhirat, menuju hidup untuk mengejar hedonisme kenikmatan dunia yang sementara dan menipu.
Kiriman malaikat ini menjadi kebutuhan yang paling utama untuk meluruskan kembali fokus kehidupan manusia.
Ketika mata hati kita berhasil melihat bahwa dunia ini sesuatu yang fana dan sirna, akhirat adalah sesuatu yang kekal abadi, maka itu pertanda bahwa Allah meninginkan kebaikan pada diri kita.
Jika mata hati kita sudah mendapat hidayah yang seperti itu bersyukurlah kepada Allah dengan hati, lisan, dan fisikmu, agar Allah menambahkan kebaikan tersebut.
Ketika mata hati mendapatkan kebaikan tersebut maka ia akan mengarahkan pemiliknya untuk kembali fokus hidup untuk menggapai kebahagiaan hakiki di akhirat negeri abadi. Memotifasi pemiliknya untuk hidup zuhud terhadap dunia yang fana dan akan sirna.
Menjadikannya lebih berhati-hati dari kilau dunia yang menipu yang bisa memalingkan fokusnya. Menjadikannya untuk lebih mengutamakan dan mencintai akhirat yang hakiki kekal abadi.
Memberi kekuatan dan keteguhan untuk mulai melangkahkan kaki berjalan menyusuri jalan terjal mendaki menuju ilahi rabbi demi menggapai kebahagiaan hakiki kekal abadi yaitu surga yang paling tinggi.
Rabbirzuqni hadzal khair, arsil wa aqim syaahidan fii qalbii yudzakkiruni al akhirah wa yuriini fanaad dunya. Aamiin. Wallahu a’lam bish shawab.