Manusia hanyalah pengendara di atas punggung usianya, digulung hari demi hari, minggu, bulan dan tahun tanpa terasa. Nafas kita terus berjalan seiring berjalanya waktu, setia menuntun kita ke pintu kematian. Satu hari berlalu berarti satu hari pula berkurang umur kita. Hasan Al-Basri ra berkata;
ياَ ابْنَ آدَم إِنَّماَ أَنْتَ أَياَم كُلَّماَ ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ
“Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau adalah (kumpulan) hari-hari, apabila berlalu satu hari maka berlalu pula bagian darimu.”
Beliau juga berkata
ماَمِنْ يَوْمٍ يَنْشقُ فَجرُهُ إِلَّا وَيُناَدِي : ياَ ابْنَ آدَمَ أَناَ خَلْقٌ جَدِيْدٌ وَعَليّ عَمَلكَ شَهِيْدٌ فَتُزَوِّدُ مِنِّي فَإِنيِّ إِذَا مَضَيْتُ لَا أَعُوْدَ إِلىَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Tidak ada satu haripun yang menyingsing kecuali ia berkata; Wahai anak Adam, sesungguhnya aku ini hari baru, aku menjadi saksi atas apa yang engkau kerjakan padaku, maka berbekallah (mengambil manfaat) dariku, karena sesungguhnya jika aku telah berlalu tidak akan kembali sampai hari kiamat.”
Umur kita yang tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya, sebab esok hari belum tentu jadi bagian dari diri kita. Karena itu, jika hari berlalu tapi tiada kebaikan dan kebajikan yang kita lakukan maka akan keringlah batin kita.
Sering kali kita membuat draf-draf target peningkatan dalam usaha kita, tapi pernahkan kita membaut draf untuk peningkatan amal shalih kita?.
Islam sangat menganjurkan untuk memanfaatkan waktu dan tidak menyia-nyiakannya, khususnya untuk beramal shalih. Jangan sampai ada dari hari-hari kita yang berlalu tanpa di iringi dengan amal shalih. Karena menyia-nyiakan waktu untuk beramal shalih akan menyebabkan penyesalan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang Telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan Aku dapat bersedekah dan Aku termasuk orang-orang yang saleh?” (QS. Al-Munafiqun: 10)
Imam Ibnu Katsir ra berkata; “Setiap yang menyia-nyiakan kesempatan beramal shalih akan menyesal ketika datang kematian. Ia meminta dipanjangkan waktu walau hanya sebentar untuk bertaubat dan mendapatkan kembali apa yang telah luput darinya. Tidak mungkin bisa, yang lalu telah berlalu, dan telah datang apa yang harus datang. Dan setiap orang menyesal sesuai dengan penyia-nyiannya.”
Setiap detik yang berlalu dari kehidupan kita akan ada pertanggung jawabanya. Oleh karena itu, setiap diri kita harusnya memikirkan, untuk apa waktunya dihabiskan. Akankah waktu yang dihabiskan itu dalam rangka menggapai Ridha-Nya atau malah sebaliknya, menerjang dan menerobos larangannya? Jika demikian itu halnya, maka tunggulah adzab dari Allah yang Maha dahsyat siksanya.
Agar kita tidak menyesal nantinya, marilah kita pergunakan sebaik mungkin setiap saat dalam kehidupan kita. Karena masa hidup kita adalah masa yang cukup untuk memikirkan dan melakukan banyak amal sholeh. Janganlah kita menjadi seperti kebanyakan manusia yang tertipu oleh dua nikmat yaitu kesehatan dan kesempatan. Mereka tidak mau dan tidak mampu memanfaatkanya untuk beramal shalih, malah sebaliknya mempergunakanya untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Na’udzu billahi min dzalik.