BerandaKajianIbrohMasuk Surga Bermodal Cinta

Masuk Surga Bermodal Cinta

- Advertisement -spot_img

Masuk Surga Bermodal Cinta
Penulis: Mujahid Ammar (Mahasantri Ma’had Aly Ta’hil lil Mudarrisin)

Suatu ketika Nabi Muhammad ﷺ pernah didatangi seorang laki-laki untuk bertanya tentang sesuatu. Kejadian itu terekam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori,

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ السَّاعَةِ، فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ: «وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا». قَالَ: لاَ شَيْءَ، إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ»

Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi ﷺ tentang hari Kiamat, “Kapan terjadinya hari Kiamat?”

Beliau balik bertanya kepada orang tersebut; “Apa yang telah kamu siapkan untuk menghadapinya?

Orang itu menjawab, “Tidak ada. Kecuali, aku mencintai Allah dan Rasul-Nya ﷺ.” Maka beliau bersabda, “Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari)

Fokus Pada yang Lebih Penting

Apa yang bisa kita ambil dari hadits tersebut?

Pertama, ketika Nabi ﷺ ditanya tentang kapan terjadinya Hari Kiamat, beliau tidak langsung menjawab ‘Hanya Allah yang tahu’.

Beliau juga tidak menyebutkan tanda-tanda Hari Kiamat sebagaimana yang beliau lakukan di kesempatan lain ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama.

Dalam hadits ini, Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada kita untuk fokus pada hal yang lebih penting ketimbang hal-hal yang belum pasti.

Apa jawaban Rasulullah ﷺ? Beliau justru balik bertanya,“Apa yang telah kamu siapkan untuk menghadapinya?”

Ya, beliau menyuruh kita fokus pada persiapan menghadapi hari Kiamat. Sebab, mempersiapkan diri menghadapi Hari Kiamat itu jauh lebih penting daripada mengetahui kapan terjadinya hari itu.

Sebagai orang yang beriman, kita dituntut meyakini, percaya, dan iman sepenuhnya bahwa Hari Kiamat itu adalah benar dan pasti terjadi.

Setelah mengimaninya dengan baik, selanjutnya kita dituntut untuk mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya dan tidak dituntut untuk mencari tahu kapan Hari Kiamat itu datang.

Rasulullah ﷺ memang memberi tahu tanda-tandanya agar kita lebih termotivasi untuk mempersiapkan diri dan tidak pernah menentukan hari H-nya.

Allah ﷻ juga telah menegaskan bahwa tidak ada yang mengetahui kapan Hari Kiamat itu kecuali hanya Allah.

يَسْـَٔلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُوْنُ قَرِيْبًا

“Orang-orang bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang hari Kiamat. Katakanlah bahwa pengetahuan tentang hal itu hanya ada di sisi Allah. Tahukah engkau, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat.” (QS. Al-Ahzab: 63)

Bukankah telah terbukti, banyak manusia yang mencoba untuk meramal Hari Kiamat, dan semuanya salah.

Dulu dunia sempat heboh dengan ramalan kiamat 2012 bulan 12 tanggal 21. Bahkan ada sekte sesat yang meyakini ramalan tersebut, sehingga mereka melakukan bunuh diri massal sebelum hari H.

Kenyataannya, kiamat tidak datang tapi mereka terlanjur tewas sia-sia. Na’udzubillah mindzalik

Masuk Surga Modal Cinta

Setelah pertanyaan tadi, sahabat menjawab bahwa ia tidak mempersiapkan apapun kecuali kecintaannya kepada Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ. Ya, hanya modal cinta.

Kenapa Rasulullah kemudian tidak berkomentar, “Cinta saja tidak cukup!” Kenapa?

Karena kualitas cinta para sahabat, berbeda dengan cinta kita di zaman ini.

Sahabat ketika mengatakan, “aku mencintaimu“, maka itu sama dengan mengatakan, “aku akan menjagamu, mengikutimu, mentaati apa yang engkau perintahkan, meninggalkan apa yang engkau larang, melakukan apa yang engkau suka, dan menjauhi apa yang engkau tidak suka.’

Berbeda dengan zaman ini, dimana sekarang kita mengenal yang namanya “cinta palsu”. Cinta yang hanya sebatas kata-kata tanpa adanya pembuktian.

Ini jauh berbeda dengan makna cinta yang dipahami oleh para sahabat di zaman Rasul. Yang namanya cinta itu adalah ketika engkau mengorbankan segala hal dimiliki demi keridhaan yang dicintai.

Maka, marilah kita lihat diri sendiri. Sudah sejauh mana cinta kita pada Nabi Muhammad?

Apakah cinta kita selama ini hanya sebatas ucapan di mulut tanpa ada pembuktiannya?

Apakah kita sudah semaksimal mungkin menjalankan sunah-sunahnya?

Apakah kita sudah berusaha sekuat tenaga menjauhi larangan-larangannya?

Jika belum, mari manfaatkan kesempatan yang masih ada ini untuk berubah.

Mari kita buka buku-buku tentang sunah Nabi ﷺ, kita dengarkan kajian-kajian tentang perjalanan hidup beliau. Supaya cinta kita semakin bertambah.

Sebab tidak mungkin seseorang akan mencintai orang lain jika ia tidak mengenalnya dengan baik. Jika rasa cinta itu telah tumbuh, maka menghidupkan sunahnya insyaAllah akan terasa lebih mudah.

Pada akhirnya, Rasulullah ﷺ memberi kabar gembira bahwa kelak kita akan bersama orang-orang yang kita cintai. Maka pastikan orang-orang yang kita cintai adalah orang-orang yang shalih.

Kita ajarkan pada anak-anak untuk mencintai Nabi ﷺ. Kita tanamkan pada mereka bahwa Rasulullah ﷺ adalah sebaik-baik idola.

Bukan para artis yang tak mengenal agama ataupun penyanyi-penyanyi yang mengumbar auratnya.

Semoga dengan bermodal cinta, kelak kita dikumpulkan bersama Rasulullah ﷺ dan orang-orang yang mencintai beliau di surga serta mendapatkan syafaat dari beliau ﷺ. Amin.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
12,700PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
9,600PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami