Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam QS. Ar Rum : 21
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Rum : 21)
Perjalanan kehidupan rumah tangga adalah ibadah. Ia adalah ibadah sepanjang hayat. Selama ruh masih dikandung badan maka ibadah rumah tangga tetap berjalan. Tak heran jika dalam kehidupan berumah tangga ada masa-masanya lelah, jenuh, bosan. Lika liku, onak, dan duri, senang, dan susah dan berbagai macam masalah pun senantiasa membumbui perjalanan ibadah ini.
Maka perlu adanya refresh atau penyegaran kembali. Agar perjalanan ibadah rumah tangga ini bisa tetap berjalan. Dengan membaca ayat ayat Allah, hadits hadits Rosulullah, Aqwalus salaf (perkataan hikmah para salaf), serta sejarah kehidupan mereka akan menumbuhkan motifasi, power, re-charge kembali jiwa kita untuk melanjutkan perjalanan ini.
Surat Ar Rum ayat 21 bisa menjadi pilihan untuk dibaca dan direnungi agar bisa menyegarkan diri kita kembali. Diciptakannya kita berpasang pasangan dan sejenis ini merupakan tanda kekuasaan Allah. Ada banyak hikmah dan pelajaran di sana. Allah menciptakan kita (manusia), menciptakan untuk suami seorang istri, menciptakan untuk istri seorang suami dari satu jenis yang sama, yaitu sama sama manusia dengan 3 tujuan utama.
Yang pertama agar bisa sama sama merasakan sakinah (ketenangan). Bagaimana seorang suami bisa mendapatkan ketenangan dan ketentraman dari sang istri, pun sebaliknya. Seorang suami yang seharian bekerja mencari nafkah di luar rumah, tentunya berhadapan dengan banyak orang, banyak masalah, dan sebarek urusan urusan yang kadang membuat fisik capek dan fikiran lelah, bahkan kadang kacau dan carut marut. Di saat seperti ini ia membutuhkan sesuatu atau seseorang yang bisa memberikan suntikan ketenangan dan ketentraman untuknya.
Maka ketika pulang, sang istri harus menyadari betul apa yang dibutuhkan sang suami. Ia harus berfikir keras bagaimana menyambut sang suami dan dengan berbagai treathment, servis atau pelayan yang baik diberikan kepada sang suami. Termasuk tutur kata, kalimat kalimat penentram jiwa dan memotifasi.
Sebaliknya seorang suami juga harus bisa memberikan rasa tentram dan nyaman bagi sang istri yang sudah seharian bergelut dengan berbagai macam pekerjaan domestik yang tiada habis. Maka dalam kondisi yang seperti ini, prinsip take and give sangatlah penting. Jika masing masing fokus pada kewajibannya, secara otomatis ia akan mendapat haknya.
Selayaknya seorang istri banyak membekali diri dengan berbagai macam ilmu. Agar bisa memberikan layanan terbaik penentram sang suami. Demikian juga sang suami harus menambah dan memperdalam berbagai macam ilmu yang bisa menjadikan sang istri mendapatkan kenyamanan dan ketentraman jiwa.
Yang kedua adalah Mawaddah (rasa cinta). Ada pepatah mengatakan the power of love. Kekuatan cinta. Setinggi apapun gunung kan kudaki dan sedalam apapun lautan kan kuselami. Jika cinta sudah melekat tai kucing rasa coklat.
Rasa cinta antara suami dan istri adalah karunia indah dari Allah. Ia adalah benih di awal pertemuan, lalu disirami dan dipupuk setiap hari. Ia ibarat bahan bakar bagi sebuah kendaraan. Ia yang menentukan laju kehidupan rumah tangga. Ia juga yang bisa merubah hitam menjadi putih. Racun menjadi madu. Duri menjadi kapas lembut. Ia bisa menjadikan sedih menjadi gembira. Sempit menjadi lapang. lapar menjadi kenyang.
Dengan cinta all is well semua akan baik baik saja. Maka wajib bagi sepasang suami istri untuk senantiasa menjaga merawat dan menumbuh kembangkan benih benih suci ini hingga berjumpa dengan ilahi Robbi. Jangan dikhianati dan dikotori.
Yang ketiga adalah Rohmah (kasih sayang). Di antara tujuan Allah menciptakan kita berpasang pasangan adalah agar antara suami dan istri bisa saling berkasih sayang, saling merasakan kasih sayang. Seorang suami menginginkan anak anak dari istrinya . Dan sang istri membutuhkan nafkah yang baik dari suaminya. Dengan kehadiran sang buah hati, akan menambah rezeki dan cinta, serta kasih sayang pun bertambah antara suami dan istri.
Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah, bimbingan, kekuatan kepada kita untuk terus memahami dan mengamalkan tiga hal penting di atas. Sehingga perjalanan ibadah berumah tangga kita selalu ter-refresh, segar, menyenangkan, dan berbuah pahala hingga di akhirat sana. Aamiin.
Oleh : Taufiqurrahman