darusyahadah.com – Pada bulan oktober tahun pelajaran kali ini (2021-2022) bagian kesantrian pondok pesantren Darusy Syahadah mengadakan program keluaran perhalaqah. Santri dipersilahkan untuk berkegiatan di luar pondok dengan dibimbing oleh musyrif halaqah, ada yang menggunakan kesempatan ini untuk tadabbur alam ke pantai, laut, ke gunung, dan ada juga yang berkunjung ke lembaga penerbitan untuk belajar tentang penulisan dan penerbitan buku dan berbagai tempat-tempat lainnya yang dapat menambah ilmu dan iman. Namun mayoritas santri-santri menggunakan waktu keluar kali ini untuk tadabbur alam; menikmati indahnya ciptaan Allah di alam.
Berbicara tentang tadabbur alam, sebenarnya ia merupakan sarana yang baik untuk menguatkan iman. Tentu jika disertai dengan penghayatan dan kesadaran bahwa segala yang ada di alam semesta ini merupakan wujud nyata dari kemahabesaran Allah swt.
Jadi, seorang muslim yang baik ketika pergi ke tempat wisata itu bukan sekedar hanya mengisi waktu liburan, berfoya-foya atau bahkan juga disertai dengan banyak aktifitas yang melanggar syariat Islam seperti mengumbar aurat, bercampur baur antara laki-laki dan perempuan, dan lain-lain. Karena Islam memiliki pandangan yang berbeda tentang wisata.
Sebenarnya wisata dalam Islam merupakan pengamalan terhadap perintah Allah swt yang terdapat dalam al-Qur’an:
قُلِ ٱنظُرُوا۟ مَاذَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَمَا تُغْنِى الْآيَاتُ وَٱلنُّذُرُ عَن قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُونَ
Katakanlah: “Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”. (QS: Yunus: 101)
Dan ini merupakan respon orang-orang yang rindu terhadap keindahan berjumpa dengan Allah dan beriman terhadap firmanNya:
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali Imran: 190)
Karena cinta yang sejati itu pasti mendorong seseorang untuk selalu ingin bertemu dengan kekasihnya dan karena ia tahu bahwa di dunia yang fan aini tidak mungkin ia dapat bertemu dengan Allah secara langsung maka ia akan berusaha untuk mendekat denganNya dengan memperhatikan ayat-ayat tanda kebesaranNya baik yang berupa teks, yaitu al Quran dan Sunnah maupun yang berbentuk ciptaan yang langsung dapat dilihat di penjuru jagat raya ini.
Al-Quran sendiri dengan sangat detail menyebutkan satu-persatu ciptaan Allah ini, seakan akan pembacanya belum mengetahuinya. Tidaklah hal itu melainkan agar kita Kembali menghayati ciptaan-ciptaan maha indah itu.
Al-qur’an bercerita tentang hamparan bumi yang sangat luas, air yang menjadi sumber kehidupan, dengannya tumbuh berbagai macam tanaman, pohon-pohon dengan daun yang hijau dan rimbun mengihiasi bumi, buah-buahan yang sangat lezat untuk dinikmati, lautan yang sangat luas, gunung-gunung yang tinggi menjulang, bulan bintang matahari yang berjalan dengan sangat teratur, dan segala fenomena alam yang ada di jagat raya ini untuk kita tadabburi bahwa Allah lah yang mengatur semua ini.
Allah swt berfirman:
وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلْمُعْصِرَٰتِ مَآءً ثَجَّاجًا لِّنُخْرِجَ بِهِۦ حَبًّا وَنَبَاتًا وَجَنَّٰتٍ أَلْفَافًا
“Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, Dan kebun-kebun yang lebat.” (QS. An Naba’: 14-16)
Juga dalam ayat lainnya:
وَٱلْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَىٰهَآ أَخْرَجَ مِنْهَا مَآءَهَا وَمَرْعَىٰهَا
“Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.” (QS an Naziat: 30-31)
Juga dalam ayat lainnya:
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ خَلْقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِن دَآبَّةٍ ۚ وَهُوَ عَلَىٰ جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَآءُ قَدِيرٌ
“Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.” (QS. As-Syura: 29)
Juga dalam ayat lainnya:
تَبَارَكَ ٱلَّذِى جَعَلَ فِى ٱلسَّمَآءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَٰجًا وَقَمَرًا مُّنِيرًا
“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” (QS. Al-Furqan: 61)
وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ وَٱلْقَمَرَ قَدَّرْنَٰهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَٱلْعُرْجُونِ ٱلْقَدِيمِ
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.” (QS. Yasin: 38-39)
Dan ayat-ayat lainnya yang sangat banyak menyebutkan betapa menakjubkannya ciptaan Allah itu, yang menunjukkan bahwa penciptanya adalah Allah Dzat yang maha Kuasa.
Dan semua ayat-ayat Allah itu tidak akan diketahui hakikatnya dan tidak akan menghantarkan kepada kesadaran dan penghayatan juga menguatkan iman kecuali bagi mereka yang memiliki hati yang hidup, hanya mereka yang mampu melihat semua ini dengan penuh penghayatan dan keimanan, yaitu mereka yang selalu menggunakan penglihatan, pendengaran dan akal fikirannya dan tidak pernah puas hanya dengan melihat segala yang kasat mata namun selalu haus untuk mengenal siapa di balik maha karya yang sangat agung ini. Yaitu yang Allah sebutkan dengan:
ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 191)
Adapun orang-orang kafir yang tidak mau mengambil pelajaran dari semua ini, tidak akan mampu memahami hikmah yang ada di balik semua ini walaupun setiap hari mereka melihatnya, maha benar Allah ketika berfirman menjelaskan perihal orang-orang ini:
يَعْلَمُونَ ظَٰهِرًا مِّنَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ ٱلْءَاخِرَةِ هُمْ غَٰفِلُونَ
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. Arrum: 7)
وَلَوْ فَتَحْنَا عَلَيْهِم بَابًا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ فَظَلُّوا۟ فِيهِ يَعْرُجُونَ لَقَالُوٓا۟ إِنَّمَا سُكِّرَتْ أَبْصَٰرُنَا بَلْ نَحْنُ قَوْمٌ مَّسْحُورُونَ
“Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya, Tentulah mereka berkata: ‘Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang orang yang kena sihir’.” (QS. Al-Hijr: 14-15)
Subhanallah, bukannya menghayati akan kekuasaan Allah tapi malah mengatakan bahwa mata kami terkena sihir, alangkah buruknya mindset orang-orang kafir itu. Mudah-mudahan Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang dapat mengambil pelajaran dari ayat- ayat Allah baik ayat-ayat syar’iyyah (berupa teks al-Qur’an dan sunnah) maupun ayat-ayat kauniyahNya ( yang berupa ciptaan Allah di alam semesta).
Oleh : Abdurrahman Al-Ghazi