Termasuk sesuatu yang harus dilakukan oleh pencari ilmu syar’I adalah menyebarkan dan mengajarkan ilmu yang telah dimilikinya. Jangan sampai ia menjadi orang bakhil dan menyembunyikan ilmu. Rasulullah memerintahkan kita menyampaikan ilmu walau pun sedikit. Dari Abdullah bin Amru RA, Rasulullah n bersabda:
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
“Sampaikan dariku walaupun satu ayat…” (HR. Al Bukhari)
Bahkan Allah mengancam dengan siksaan bagi orang yang menyembunyikan Ilmu. Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ
“Sesunguhnya orang orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah kami menerangkanya kepada manusia dalam Al Kitab. Mereka itu dilaknat Allah dan (pula) dilaknat oleh semua (makhluk) yang dapat melaknat.” (QS. Al Baqarah:159).
Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ عَلِمَهُ ثُمَّ كَتَمَهُ أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ
“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu yang dia ketahui kemudian dia menyembunyikannya, maka dia akan dipakaikan tali kekang pada hari kiamat dengan tali kekang dari neraka.” (HR. At Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad dan Ibnu Majah. Abu Isa berkata; ‘Hadits Abu Hurairah adalah hadits hasan.’)
Orang yang menyembunyikan ilmu ketika ditanya, sedang ia mengetahui jawabannya, maka mulutnya akan dipakaikan tali kekang dari neraka, kelak pada hari kiamat. Yang demikian disebabkan, mulut biasa digunakan untuk bicara (menjawab) dan tempat keluarnya ilmu. Namun ia tidak menggunakan mulutnya sebagaimana mestinya.
Ibnu Hajar berkata, “Hal ini bertolak belakang. Karena tujuan belajar ilmu adalah untuk menyebarkannya dan membari manfaat kepada manusia. Namun dengan menyembunyikan ilmu, maka dia menghilangkan tujuan dari belajar ilmu. Sehingga ia jauh dari potret seorang ulama’ dan ahli hikmah.” (Tuhfatul Ahwadzi, VII/341)
Keutamaan Menyebarkan Ilmu
Sudah seharusnya bagi penutut ilmu untuk mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada keluarganya, kerabat dekatnya, para tetanggaa dan semua manusia dengan cara baik dan bijak. Sungguh apabila dengan apa yang dia ajarkan ada sesorang yang mendapat hidayah karenanya, maka itu adalah keberuntungan yang sangat besar. Rasullullah pernah bersabda kepada Ali:
فَوَاللَّهِ لأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
”Demi Allah, sungguh jika Allah memberi hidayah kepada seorang melalui perantaraan mu,adalah lebih baik (nilainya) daripada Unta merah.(HR. Bukhari 4/207)”
Unta merah adalah tunggangan sekaligus alat transportasi terbaik dan termahal pada masa itu
Pahala mengajarakan ilmu akan selalu mengalir. Selama orang yang diberi ilmu, mengamalkan ilmu yang kita ajarkan, maka kita akan terus mendapat pahala. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah n bersabda:
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang memberi manfaat dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Mengajarkan Al Qur’an dan Hadits
Ilmu yang harus dipelajari adalah Al Qur’an. Hendaknya penuntut ilmu membaca, memahami, menghafal, mengamalkan dan mengajarkannya. Karena dengan bagitu ia berhak mendapatkan kemuliaan. Rasulullah bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya”. (HR. Al Bukhari)
Begitu pula pentunt ilmu harus belajar dan menyebarkan hadits Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan bahwa Umar bin Abdul Aziz pernah menulis surat kepada Abu Bakar bin Hazm, beliau berkata: “Perhatikanlah hadits Rasulullah dan tulislah. Sesungguhnya saya takut hilangnya ilmu dan habisnya para ulama.Tidak Perlu ditulis kecuali hadits Nabi. Sebarkanlah ilmu, duduklah untuk mengajari orang yang belum tahu. Karena sesungguhnya ilmu itu tidak akan hancur sampai ia menjadi sesuatu yang rahasia”. (Riwayat Bukhari-kitab ilmu- 1/33).
Begitulah ilmu, akan berkah jika dipelajari dan juga diajarkan kepada manusia. Oleh karenya Dhahak bin Muzahim berkata, “Bab pertama dari ilmu adalah diam, kemudian mendengarkan, kemudian mengamalkannya, kemudian menyebarkan dan mengajarkannya.” (Al Jami’ Al Akhlaq Ar Rawi wa Adabus Sami’, I/194)
Abdullah bin Mubarak juga berkata, “Barangsiapa yang bakhil terhadap ilmu, maka ia akan diberi tiga bencana; Bisa jadi ia akan mati dan ilmunya hilang, atau ia akan lupa terhadap ilmunya atau ia akan menjadi penjilat penguasa.” (Idem, I/324)
Sehingga jelas bahwa dengan mengajarkan ilmu akan memberi manfaat bagi diri sendiri. Baik menguatkan ilmu yang dimiliki, semangat menambah ilmu dan menguatkan ingatan dan pemahaman. Wallahu a’lam bish shawwab.