BerandaMateri KhutbahKhutbah JumatPembebasan Palestina, Butuh Generasi Unggul Bukan Tokoh Tunggal

Pembebasan Palestina, Butuh Generasi Unggul Bukan Tokoh Tunggal

- Advertisement -spot_img

Oleh: Mujahid Ammar (Mahasantri Ma’had Aly Ta’hil Al-Mudarrisin Darusy Syahadah)

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

فَصَلَوَاتُ اللّٰهِ وَسَلاَمُهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ.

أَمَّا بَعْدُ

فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم:

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللّٰهُ العَظِيم

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah…

Segala puji dan syukur kita panjatkan pada Allah Ta’ala, yang berkat pertolongaan-Nya, bumi Suriah kembali ke pangkuan umat Islam. Saudara kita di sana, kaum muslimin yang dulunya tertindas, kelaparan dan terzhalimi, alhamdulillah hari ini bisa kembali menghirup udara segar tanpa dihantui ketakutan. Tentunya sebagai saudara, kita wajib untuk turut bahagia tatkala melihat saudara yang lainnya bahagia. Yang semoga, dalam waktu dekat ini, atmosfer kemerdekaan di Suriah, bisa segera meluas hingga ke Palestina dan ke seluruh pelosok negeri-negeri muslim yang terzhalimi. Aamiin…

Kemudian sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah pada kekasih kita, guru besar kita Nabi Muhammad ﷺ, beserta keluarga beliau, sahabat-sahabat beliau dan orang-orang yang teguh berdiri di barisan beliau hingga Hari Kiamat kelak.

Tak lupa pula khatib wasiatkan kepada jamaah dan diri khatib pribadi, untuk bertaqwa dan meningkatkan ketaqwaan. Karena dengan ketaqwaan inilah kitab bisa meraih kemenangan di dunia maupun di akhirat. Dan tak kalah penting pula khatib mengingatkan kepada semuanya, untuk tetap mengarahkan pandangan kita ke Palestina. Tetap kencangkan tali perjuangan. Tetap kerahkan upaya-upaya semampu kita, karena in syaa Allah kemenagan akan segera tiba…Allahumma Aamiin…

Ma’asyiral muslmin rahimani wa rahimakumullah…

Kita mungkin pernah melihat atau menonton film-film pahlawan super. Di mana Ketika kondisi sedang genting-gentingnya, seorang pahlawan datang sendirian lalu mengalahkan penjahat dan berakhir dengan kemenangan. Tapi sayangnya itu semua hanyalah kisah fantasi dan tidak nyata.

Apakah hal seperti ini mungkin terjadi di tanah Palestina yang saat ini terjajah. Apakah mungkin nanti akan muncul seorang pahlawan dari kaum muslimin yang tiba-tiba menghabisi para Zionis laknatullah? Jika kita bercermin pada sejarah Baitul Maqdis, maka hal seperti itu rasanya mustahil terjadi.

Karena sesungguhnya, Baitul Maqdis tidak pernah dibebasakan oleh seorang tokoh tunggal, tapi ia dibebaskan oleh sebuah generasi unggul. Sebagaimana yang dikatakan oleh Dr. Majid Irsan Al-Kilani, seorang pakar sejarah dan pendidikan yang meneliti kemenangan kaum muslimin di masa Shalahuddin, bahwa selama umat masih berharap akan ada seseorang yang akan merubah keadaan, berarti umat tersebut belum siap untuk bangkit. Karena berbicara tentang kebangkitan, berarti berbicara tentang generasi, bukan tentang individu ataupun personal.

Sejarah Sebagai Penentu Langkah

Mari kita tengok sedikit sejarah bagaimana umat islam berhasil membebaskan Baitul Maqdis dari tangan orang-orang zhalim. Karena di antara fungsi sejarah adalah untuk menentukan langkah kita ke depannya.

Setengah abad sejak Umar bin Khattab membebaskan Palestina, tepatnya pada tahun 1099 M, kaum muslimin untuk kesekian kalinya terpecah belah. Pertikaian terjadi dimana-mana. Bentrok antar madzhab merajalela. Kelompok satu menyalahkan kelompok lainnya. Masing-masing kubu sibuk mencaci dan mencari-cari kesalahan kubu lainnya. Bahkan tak sedikit dari pertikaian ini menimbulkan korban jiwa dan korban luka.

Di saat itulah Pasukan Salib datang dan merebut Baitul Maqdis. Orang-orang Islam pun dibantai tanpa ampun. Palestina resmi jatuh ke tangan Pasukan Salibis. Dalam kitab yang berjudul Hakadza Zhahara Jiil Shalahuddin, atau dalam Bahasa Indosesia maknanya ‘Beginilah Munculnya Generasi Shalahuddin’, yang ditulis oleh Dr. Majid Irsan Al-Kilani, beliau menjelaskan bagaimana lemahnya dan lalainya umat muslim saat itu. Hingga beliau mengatakan bahwa saat itu kaum muslimin berada dalam keadaaan yang memang layak untuk kehilangan Baitul Maqdis.

Akan tetapi, tak memakan waktu cukup lama, 88 tahun sejak pembantaian itu kaum muslimin bangkit dengan dipimpin oleh Shalahuddin al-Ayyubi. Hingga akhirnya Allah karuniakan kemenangan dan Baitul Maqdis kembali ke pangkuan umat Islam pada tahun 1187 M.

Petanyannya, apa yang terjadi pada kaum muslimin antara tahun 1099 dan 1187? Apa yang mereka persiapkan anatara 2 masa tersebut? Padahal sebelumnya kaum muslimn dibantai dengan hina, tapi setelah 88 tahun mereka bisa membalikkan keadaan dengan membawa kemuliaan.

Apa gerangan yang terjadi? Apakah Shalahuddin Al-Ayyubi seorang utusan langit yang datang begitu saja untuk menyelamatkan umat? Apakah Shalahuddin seorang pahlawan tunggal yang berjuang sendirian dan mengandalkan segala keistimewaan pribadinya?

Jawabannnya adalah tidak. Baitul Maqdis bisa dibebaskan bukan semata-mata karena Shalahuddin yang hebat. Tapi juga karena beliau berada dalam generasi yang tepat. Generasi yang memang telah dididik dan disiapkan. Dari sini kita faham bahwa Shalahuddin bukanlah tokoh tunggal dalam pembebasan Baitul Maqdis.

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah…

            A Great Generation, No A Great Man

Yang kaum muslimin lakukan diantara tahun pembantaian yang dilakukan Pasukan Salib hingga pembebasan yang dipimpin Shalahuddin adalah pembinaan, pendidikan dan pembekalan ilmu. Inilah yang dilakukan oleh Imam Ghazali beserta para ulama lainnya di masa sebelum Shalahuddin tampil.

Siapakah yang menjadi target pembinaan dan pendidikan pada saat itu? Apakah hanya keluarga Nuruddin Zanki? Apakah hanya Shalahuddin? Tidak, tapi semua kaum muslimin pada saat itu. Karena Imam Ghazali paham bahwa kemenangan tidak akan tercapai oleh individu semata, tapi oleh generasi.

Mungkin selama ini kita terlalu terpesona dengan kisah heroik Shalahuddin. Terlalu fokus pada kehebatan beliau saja. Sampai-sampai kita lupa dengan pasukan-pasukan di belakangnya. Bukankah saat menjanjikan pembebasan Konstatinopel Rasulullah bukan hanya berbicara pemimpinnya, tapi juga pasukannya?

“Sesungguhnya akan ditaklukan Konstatinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya.” (HR. Ahmad)

Maka dari itu, marilah kita berhenti bermimpi akan datangnya seorang pahlawan muslim yang akan memimpin kita untuk membebaskan Palestina. Tapi mari kita mempersiapkan diri kita semaksimal mungkin untuk menjadi bagian dari barisan pembebas Palestina. Karena pemimpin yang hebat saja tidak akan cukup jika tidak disertai pasukan yang hebat pula.

Dengan apa kita bersiap? Dengan ilmu. Dengan belajar. Sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ghazali dahulu. Ketika beliau melihat Baitul Maqdis yang direbut oleh tentara salib, beliau tidak serta merta berfatwa mewajibkan jihad melawan mereka. Kenapa? Karena beliau faham bahwa kondisi umat sedang tidak siap untuk berjihad. Perhatian mereka terhadap Baitul Maqdis saat itu terkalahkan oleh fanatisme kelompok masing-masing.

Maka langkah awal yang beliau lakukan untuk memperbaiki kondisi umat adalah lewat pendidikan. Karena dengan ilmu, syubhat-syubhat informasi akan terkelupas. Kebodohan-kebodohan akibat fanatisme akan terangkat. Perbedaan pendapat bukan lagi menjadi masalah. Sehingga ketika kaum muslimin sudah berada dalam pemahaman yang sama, mereka mau untuk bersatu dan siap untuk merebut kembali Baitul Maqdis.

Sekarang kita faham bahwa kemerdekaan Palestina bukanlah tanggung jawab seseorang atau segelintir orang saja. Tapi ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai generasi muslim saat ini. Yang namanya generasi itu berarti banyak orang, bersama-sama. Maka dibutuhkan yang namanya persatuan. Dan persatuan tidak akan terwujud jika kita belum berada di atas pemahaman dan keyakinan yang sama. Untuk menuju itu, kita semua harus belajar dengan benar dan menyebarkan ide-ide ini ke orang-orang di sekitar kita. Semoga, jika kita tidak termasuk dari generasi yang membebaskan Baitul Maqdis, kita termasuk dari generasi yang mempersiapkan generasi tersebut. Allahumma aamiin…

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

Khutbah Kedua

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،

للَّهُمَّ عَذِّبْ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِينَ أَعْدَاءَ الدِّينِ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِك وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَك وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَك

اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَ وَ الْمُسلِمِين اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين اللَّهُمَّ ثَبِّتْ إِيمَانَهُمْ وَأَنْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَى قُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ

 اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ اللَّهُمَّ دَمِّرِ الْيَهُود وَ إِسْرَآئِل وَشَتِّتْ شَمْلَهُم وَ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ اللَّهُمَّ انْصُرْ المُجَاهِدِينَ عَلَى أَعْدَائِنَا وَأَ عْدَاءَ الدِّين بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّحِمِينَ

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قُلُوبَنا عَلَى دِينِكَ، يَا مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا شَهَادَةً وَاسْتِقَامَةَ وَارْزُقْنَا حُسْنَ الخَاتِمَة

اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Link download naskah khutbah di atas silakan klik : di sini

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
12,700PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
9,600PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami