Daftar Isi
Oleh: Asma’ Ishmatu Syarifah
(Mahasantri Ma’had Aly Ta’hil Darusy Syahadah)
Pendahuluan
Seorang guru dalam proses pembelajaran hendaknya mampu memilih metode yang tepat dan sesuai. Tujuannya agar siswa merasa senang dan tidak cepat bosan ketika belajar, sehingga siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan maksimal.[1] Guru yang menggunakan metode mengajar yang tidak tepat hanya akan menjadi penghalang kelancaran proses pembelajaran, sehingga menyebabkan banyak waktu dan tenaga terbuang.[2]
Berdasarkan data yang diambil dari Jurnal Pendidikan yang ditulis oleh Debora Yosevine Manurung dan Jumaria Sirait, menunjukkan rata-rata nilai belajar siswa kelas III SD Negeri 097325 Bandar Siantar sebelum diterapkan metode tanya jawab adalah sebesar 61,44%, dengan jumlah sebanyak 21 siswa mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan sebanyak 4 siswa mendapat nilai di atas KKM. Melihat dari data tersebut menandakan bahwa hasil belajar siswa tergolong rendah dikarenakan minat belajar siswa rendah. Kemudian dilakukan perbaikan dengan mencoba menerapkan metode tanya jawab dalam proses pembelajaran. Setelah diterapkan metode tanya jawab, diperoleh rata-rata nilai belajar siswa meningkat menjadi 79,20% karena minat belajar siswa di kelas meningkat.[3]
Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa dapat dipengaruhi oleh metode guru dalam mengajar. Sebagian guru menggunakan metode yang sudah tepat sehingga mampu membangkitkan minat belajar siswa, dan sebagian yang lain menggunakan metode yang tidak tepat sehingga berpotensi membuat siswa merasa bosan dan jenuh.
Adapun faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa bukan hanya metode mengajar. Akan tetapi materi yang diajarkan, kondisi siswa, dan alat peraga yang digunakan guru juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa.[4]
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka penulis tertarik untuk menulis makalah dengan judul Pengaruh Metode Mengajar Guru terhadap Minat Belajar Siswa di Kelas. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi pembacanya.
Defini dan Tujuan Metode Mengajar
Metode merupakan seperangkat cara atau jalan yang digunakan seseorang guna menempuh tujuan yang diinginkan.[5] Metode juga diartikan sebagai upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah dirangkai tercapai secara optimal.[6] Poerwadarminta mengemukakan bahwasanya metode adalah cara yang telah diatur dan dirancang sebaik-baiknya agar dapat mencapai maksud dan tujuan yang telah disusun.[7]
Mengajar adalah proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa atau sering juga disebut proses mentransfer ilmu.[8] Arifin mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada siswa. Kemudian siswa menerima, menanggapi, dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut. Adapun hasil yang diperoleh adalah siswa mendapatkan ilmu pengetahuan dan mengalami perubahan tingkah laku.[9]
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara guru dalam menyajikan bahan pelajaran dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Kemudian siswa menjadi mudah dalam menerima dan menanggapi bahan pelajaran tersebut. Adapun hasil yang didapatkan adalah siswa mendapatkan ilmu pengetahuan dan mengalami perubahan tingkah laku.
Memahami Minat Belajar Siswa
Minat di dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.[10] Minat dalam bahasa Arab adalah رغبةyang berarti kesukaan atau kecintaan.[11] Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka minat akan semakin besar.[12]
Slameto mendefinisikan bahwa minat adalah rasa suka dan ketertarikan pada suatu aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan melaksanakan aktivitas tersebut dengan rasa senang.[13] Rasa senang tersebut akan mendorong dirinya untuk mengeluarkan segenap potensi yang dimilikinya untuk memenuhi segala kebutuhannya guna mencapai tujuan yang diinginkannya dalam aktivitas tersebut.[14]
Sedangkan belajar menurut Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang agar diketahui. Belajar sendiri berarti berusaha untuk mengetahui sesuatu. Berusaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan.[15] Belajar dalam bahasa Arab adalah تعلم yang berarti belajar atau mempelajari.[16]
Menurut Nana Syaodih, belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon baru. Pola-pola tersebut dapat berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, atau kecakapan. Belajar adalah perubahan perilaku yang didapatkan siswa sebagai hasil dari mengamati sesuatu atau mencoba sesuatu yang dapat menghasilkan perubahan bagi dirinya.[17]
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah faktor pendorong siswa dalam belajar yang didasari atas rasa senang dan keinginan siswa. Minat belajar mendorong siswa untuk mendapatkan perubahan, baik dalam hal keterampilan, sikap, kebiasaan, maupun pengetahuan. Siswa yang belajar tanpa minat hanya akan menyulitkan dirinya dalam mencapai tujuan yang maksimal.
Indikator Minat Belajar Siswa di Kelas
Metode pembelajaran yang diimplementasikan guru secara tepat akan memberi peningkatan minat belajar siswa, siswa akan lebih fokus dalam belajar dan siswa akan memperhatikan pelajaran dengan seksama. Pada hakikatnya, minat termasuk ke dalam faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil yang didapatkan akan semakin tinggi apabila semakin tinggi minat belajar siswa.[18]
Minat belajar siswa memiliki beberapa indikator, dengan mengetahui indikator tersebut maka akan dikenali siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan menciptakan proses pembelajaran yang baik dan optimal. Begitu juga sebaliknya, siswa yang memiliki minat belajar yang rendah akan menciptakan proses pembelajaran yang kurang optimal.[19]
Adapun indikator minat belajar siswa menurut Slameto adalah perasaan senang, ketertarikan, keterlibatan, dan perhatian.[20] Akan tetapi penulis akan membatasi pembahasan kepada 2 indikator saja. Berikut penjelasannya:
1. Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran maka akan terus mempelajarinya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari mata pelajaran tersebut. Adapun salah satu faktor yang membuat siswa senang terhadap suatu mata pelajaran adalah guru yang mampu membuat siswa tersebut paham dengan apa yang sedang dipelajari.[21]
2. Keterlibatan
Keterlibatan siswa lahir dari perasaan senang dalam dirinya akan suatu materi pelajaran. Perasaan senang tersebut tercipta dari kemampuan guru dalam memikat hati siswa, kemudian mengakibatkan siswa mau terlibat dalam proses pembelajaran. Hasilnya siswa menjadi aktif dalam proses tersebut yang ditandai dengan seringnya menjawab pertanyaan dan berani mengeluarkan pendapat.[22]
Pengaruh Metode Mengajr Guru Terhadap Minat Belajar Siswa di Kelas
1. Metode Ceramah
Guru yang menerapkan metode ceramah ketika mengajar di kelas akan menciptakan suasana kelas yang tenang, karena guru menjelaskan sedangkan siswa fokus mendengarkan. Suasana kelas yang tenang, tentunya akan membuat siswa senang menikmatinya. Hal ini menunjukkan bahwasanya metode ceramah menumbuhkan perasaan senang siswa.[23]
Akan tetapi, semakin lama guru menerapkan metode ceramah pada proses pembelajaran, maka akan menyebabkan siswa merasa bosan. Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut terjadi, maka guru harus selalu mengelola perhatian siswa. Apabila terdapat siswa yang sudah tidak fokus, guru harus segera menegurnya. Kemudian sebisa mungkin guru menjelaskan dengan suara yang jelas dan lantang untuk mencegah kebosanan pada diri siswa. Adapun hal lainnya yang menunjukkan bahwa metode ceramah menumbuhkan perasaan senang siswa adalah siswa mendapatkan materi yang banyak hanya dalam waktu yang singkat.[24]
Kemudian dengan diterapkannya metode ceramah, mendorong siswa untuk aktif mencatat penjelasan guru. Hal ini menunjukkan bahwasanya metode ceramah melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun keterlibatan lainnya adalah siswa diminta guru untuk memberikan kesimpulan di akhir pembelajaran.[25]
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab yang diterapkan guru ketika mengajar menyebabkan siswa fokus mendengarkan dan memperhatikan guru agar dapat menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru. Hal ini menunjukkan bahwa metode tanya jawab menumbuhkan perasaan senang siswa, karena siswa yang memperhatikan penjelasan guru merupakan tanda siswa yang tertarik dan merasa senang terhadap proses pembelajaran. Adapun keterlibatan siswa dalam metode ini adalah siswa menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru dan berani mengeluarkan pendapat.[26]
Akan tetapi metode tanya jawab menyita banyak waktu, karena dalam waktu yang lama siswa hanya mendapatkan beberapa materi saja. Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut terjadi, maka guru dapat menggabungkannya dengan metode ceramah. Guru dapat menerangkan ulang dan memperbaiki setiap jawaban siswa kemudian menambahkannya agar lebih luas.[27]
3. Metode Diskusi
Ketika guru menggunakan metode diskusi saat mengajar di kelas, maka siswa memiliki kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya atau idenya di dalam kelompok diskusi. Siswa akan merasa senang dan puas karena mendapatkan kesempatan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa metode diskusi menumbuhkan perasaan senang dalam diri siswa. Kemudian bukti lainnya adalah siswa senang karena mendapatkan pengetahuan dan ilmu baru dari proses diskusi.[28]
Adapun keterlibatan siswa dalam metode ini adalah siswa secara keseluruhan membentuk kelompok untuk berdiskusi. Kemudian bentuk lainnya, guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di akhir pembelajaran.[29]
4. Metode Eksperimen
Guru yang menerapkan metode eksperimen ketika mengajar di kelas menumbuhkan perasaan senang siswa karena membuat siswa mendapatkan pengetahuan berdasarkan percobaannya sendiri, dimana awalnya siswa mengira hanya sebuah teori, tetapi mereka berhasil membuktikannya sendiri. Hal tersebut memberikan kesenangan dan kepuasan tersendiri bagi diri siswa.[30]
Adapun keterlibatan siswa dalam metode ini adalah siswa melakukan percobaan sendiri untuk membuktikan sesuatu, tentunya di bawah bimbingan dan pengawasan guru selama proses percobaan. Adapun keterlibatan lainnya adalah siswa diminta guru untuk mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas.[31]
Berdasarkan yang telah penulis paparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya tumbuhnya perasaan senang dalam diri siswa dan terlibatnya siswa dalam proses pembelajaran, baik dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, ataupun eksperimen menunjukkan jika semua metode tersebut berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
Kesimpulan
Semua jenis metode mengajar tentunya memiliki tujuan untuk memudahkan siswa dalam menerima pelajaran. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila metode mengajar yang digunakan tepat, karena metode mengajar yang tepat menjadikan minat belajar siswa menjadi tinggi. Metode dikatakan tepat apabila sesuai dengan langkah-langkahnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwasanya semua jenis metode mengajar memiliki peluang untuk membangkitkan minat belajar siswa, karena mampu menumbuhkan perasaan senang dan melibatkan siswa.
Saran untuk penulis selanjutnya adalah membahas tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa selain metode mengajar guru. Adapun saran untuk pembaca, terutama guru sebaiknya ketika mengajar tidak mencukupkan hanya dengan satu metode mengajar. Namun alangkah lebih baik menggunakan beberapa metode, seperti menggabungkan antara metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan eksperimen, karena hal tersebut dapat mengantisipasi kebosanan dan kejenuhan pada diri siswa.
Daftar Pustaka
- Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, Cet. XIV, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997).
- Amiruddin Z. Nur, “Efektivitas Penggunaan Metode Pengajaran dalam Proses Pembelajaran”, Jurnal al-Ibrah, Vol. 4, No. 1, Maret 2017.
- Ani Aryati, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara).
- Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, Lingkungan Sekolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978).
- Aswam, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, Cet. II, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016).
- Debora Yosevine Manurung dan Jumaria Sirait, “Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SD Negeri 097325 Bandar Siantar”, Jurnal Pendidikan, 6, No. 1, September-Desember 2023.
- Faizal Djabidi, Manajemen Pengelolaan Kelas, (Malang: Madani, 2016).
- Habibati, Strategi Belajar Mengajar, (Banda Aceh: Kuala University Press, t.th), hal. 68.
- Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru dalam Pembelajaran, I, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016).
- Imelda Rahmi, Nurmalina dan Mohammad Fauziddin, “Penerapan Model Role Playing untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Guru, 2, No. 1, 2020.
- Lufri dkk, Metodologi Pembelajaran, I, (Malang: CV. IRDH, 2020).
- Lusi Marleni, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangkinang”, Jurnal Cendekia, 1, No. 1, Mei 2016
- Mappanyompa dkk, Metode Pembelajaran Agama Islam, I, (Sumatera Barat: Yayasan Tri Edukasi Ilmiah, 2024).
- Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011).
- Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, V, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982)
- Rani Apriyani, Ugi Nugraha dan Ely Yuliawana, “Minat Siswa terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Kelas X SMA Negeri 12 Kota Jambi pada Masa New Normal”, Jurnal Olahraga, Vol. 6, No. 1, Mei 2022.
- Rifyal Luthfi dan Suci Nurmatin, Landasan Belajar dan Mengajar, I, (t.tp: Zakimu.com, 2023).
- Rika Dewi dan Saudah, Minat Belajar dan Kompetensi Mahasiswa dalam Penerapam Praktik Kebidanan, I, (Pekalongan: Penerbit Nem, 2021).
- Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010).
- Sri Sunarti, “Metode Mengajar Kreatif dalam Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan”, Jurnal Perspektif, 13, No. 2, Desember 2020.
- Sri Suwarni, Senangnya Belajar Membaca dengan Model Pembelajaran Make a Match Berbantu Media Kartu Huruf pada Siswa Kelas 1 SD, I, (Surakarta: UNISRI PRESS, 2021).
- Tim Redaksi, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008).
- Yuriska Eka Yanti dan Aprianif, “Penggunaan Metode Ceramah terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Mediakarya Mahasiswa Pendidikan Islam, 4, No. 1, Mei 2023.
[1] Sri Sunarti, “Metode Mengajar Kreatif dalam Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan”, Jurnal Perspektif, Vol. 13, No. 2, Desember 2020, hal. 158.
[2] Amiruddin Z. Nur, “Efektivitas Penggunaan Metode Pengajaran dalam Proses Pembelajaran”, Jurnal al-Ibrah, Vol. 4, No. 1, Maret 2017, hal. 62.
[3] Debora Yosevine Manurung dan Jumaria Sirait, “Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SD Negeri 097325 Bandar Siantar”, Jurnal Pendidikan, Vol. 6, No. 1, September-Desember 2023, hal. 3365.
[4] Lusi Marleni, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangkinang”, Jurnal Cendekia, Vol. 1, No. 1, Mei 2016, hal. 151-152.
[5] Aswam, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, Cet. II, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), hal. 24
[6] Faizal Djabidi, Manajemen Pengelolaan Kelas, (Malang: Madani, 2016), hal. 127.
[7] Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. V, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), hal. 649.
[8] Rifyal Luthfi dan Suci Nurmatin, Landasan Belajar dan Mengajar, Cet. I, (t.tp: Zakimu.com, 2023), hal. 79.
[9] Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, Lingkungan Sekolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hal. 162-163.
[10] Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, Cet. XIV, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), hal. 957.
[11] Ahmad, Kamus…., hal. 511.
[12] Rika Dewi dan Saudah, Minat Belajar dan Kompetensi Mahasiswa dalam Penerapam Praktik Kebidanan, Cet. I, (Pekalongan: Penerbit Nem, 2021), hal. 9.
[13] Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 180.
[14] Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru dalam Pembelajaran, Cet. I, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hal. 103.
[15] Tim, Kamus…., hal. 24.
[16] Ahmad, Kamus…., hal. 966.
[17] Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 155.
[18] Yuriska Eka Yanti dan Aprianif, “Penggunaan Metode Ceramah terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Mediakarya Mahasiswa Pendidikan Islam, Vol. 4, No. 1, Mei 2023, hal. 2.
[19] Imelda Rahmi, Nurmalina dan Mohammad Fauziddin, “Penerapan Model Role Playing untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Guru, Vol. 2, No. 1, 2020, hal. 200.
[20] Slameto, Belajar…., hal. 180.
[21] Sri Suwarni, Senangnya Belajar Membaca dengan Model Pembelajaran Make a Match Berbantu Media Kartu Huruf pada Siswa Kelas 1 SD, Cet. I, (Surakarta: UNISRI PRESS, 2021), hal. 24.
[22] Rani Apriyani, Ugi Nugraha dan Ely Yuliawana, “Minat Siswa terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Kelas X SMA Negeri 12 Kota Jambi pada Masa New Normal”, Jurnal Olahraga, Vol. 6, No. 1, Mei 2022, hal. 40-41.
[23] Mappanyompa dkk, Metode Pembelajaran Agama Islam, Cet. I, (Sumatera Barat: Yayasan Tri Edukasi Ilmiah, 2024), hal 68-69.
[24] Ibid.
[25] Ibid.
[26] Habibati, Strategi Belajar Mengajar, (Banda Aceh: Kuala University Press, t.th), hal. 68.
[27] Ibid.
[28] Ani Aryati, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara), hal. 64.
[29] Ibid.
[30] Lufri dkk, Metodologi Pembelajaran, Cet. I, (Malang: CV. IRDH, 2020), hal. 55-57.
[31] Ibid.