Ilustrasi
Imam Adz-dzahabi menorekhan sebuah kisah yang luar biasa dalam kitab fenomenalnya “Siyar A’lam An-Nubala”. Sebuah kisah tentang pria dengan kepahlawanan dan keberanian yang mengagumkan. Seorang Mujahid yang membalaskan kematian saudara-saudaranya. Sosok yang mencerminkan keikhlasan dan teladan dalam ketawadhu’an.
Kisah ini dituturkan oleh Abdullah bin Sinan, bahwa ia membersamai Ma’mar bin Sulaiman dan ‘pria jagoan’ (yang menjadi aktor dalam kisah ini) di daerah Tarsus, sebuah daerah di Turki hari ini. Saat itu panggilan jihad berkumandang menyambut kedatangan pasukan Romawi. Kedua pasukan pun saling berhadapan dengan kecemasan yang mereka simpan di setiap benak mereka masing-masing.
Seorang prajurit Romawi maju di antara dua pasukan yang berbaris. Menantang “duel maut” dengan kejumawaan khas prajurit Romawi. Majulah seorang tentara muslim menyambutnya, akan tetapi ia syahid di tangan romawi ini. Ia kembali menantang dengan pongah karena merasa di atas angin. Kembali di sambut seorang mujahid, namun lagi-lagi Allah lebih mencintai syahadah baginya. Hingga enam orang menemui kematian di pedang tentara Romawi ini.
Kecemasan dan rasa gentar mulai menjalar di barisan kaum muslimin. Tidak ada lagi yang menjawab tantangan si Romawi. Dan di sinilah ‘pria jagoan’ ini memulai debut jihadnya. Setelah berpesan kepada temannya sebuah wasiat, ia melaju bersama kudanya dengan pedang terhunus menuju si jagoan Romawi yang telah membunuh enam saudara imannya.
Pertarungan sengit terjadi, dan sang mujahid berhasil membuat si Romawi mati berkalang tanah. Duel maut ini masih berlanjut, sampai enam jagoan romawi mati lewat pedangnya. Ia masih berada di antara dua pasukan, menunggu jagoan Romawi kembali maju untuk adu kekuatan. Namun tidak ada lagi yang bernyali untuk menghadapinya.
Banyak mata terkagum dan  ingin tahu siapa mujahid jagoan ini. Namun saat orang-orang mulai mengerubunginya, ia melesat kabur dari kejaran orang-orang yang ingin tau jati dirinya sembari menutupi wajahnya.
Ada yang tahu siapa jagoan tersebut? Iya, beliau adalah Abdullah bin Al-Mubarak
Sumur galian: Siyar A’lam An Nubala’, 8/408
Penulis: Fadjar Jaganegara
Editor: Yazid Abu Fida’
