Daftar Isi
Dari Salam Jadi Cinta, Dari Cinta Menuju Surga
Penulis: Mujahid Ammar (Mahasantri Ma’had Aly Ta’hil lil Mudarrisin)
Islam adalah agama cinta dan kasih sayang. Terbukti dari hadits Nabi ﷺ yang menyebutkan bahwa syarat masuk surga seseorang adalah iman. Syarat sempurna iman seseorang adalah saling mencintai dan menyayangi antar sesama muslim.
Hadits tersebut berbunyi,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk ke dalam Surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling mencintai.
Maukah kalian aku tunjukkan perkara yang jika kalian melakukannya maka kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim no. 93)
Rasulullah ﷺ juga memberi tahu kita tentang tips bagaimana agar bisa saling mencintai. Yaitu dengan salam. Lalu, kenapa salam bisa menimbulkan cinta?
Jawabannya adalah karena hati manusia itu condong menyukai kepada siapapun yang berbuat baik padanya. Dan memberi salam adalah salah satu contoh bentuk kebaikan karena salam adalah doa keselamatan, rahmat dan berkah.
Mari bayangkan jika setiap kali kita bertemu fulan, ia selalu memberi kita uang. Maka lama kelamaan hati kita pasti akan suka dan cinta pada orang tersebut.
Begitu pula dengan orang yang selalu memberi salam kepada kita setiap kali bertemu. Berarti ia selalu memberi kita doa kebaikan.
Sunah, Tapi Lebih Besar Pahalanya
Seorang mukmin apabila bertemu mukmin lain disunahkan untuk memberi salam. Sedangkan pihak yang diberi salam wajib untuk menjawabnya. Di sinilah keistimewaan memulai salam.
Dalam semua ibadah, yang wajib itu lebih besar pahalanya daripada yang sunah. Contoh, shalat Shubuh itu wajib, maka pahalanya lebih besar daripada shalat sunah Fajar.
Tapi berbeda dalam salam. Memulai salam itu sunah, sedangkan menjawabnya itu wajib. Khusus dalam bab salam, pahala sunah lebih besar daripada yang wajib. Pihak yang memulai salam, lebih besar pahalanya daripada yang menjawab.
Rasulullah ﷺ bersabda,
إنّ أَوْلَى النَّاسِ بِالله مَنْ بَدَأَهُمْ بالسَّلامِ
“Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah mereka yang memulai salam.” (HR. Abu Dawud no. 5197)
Siapa Yang Disunahkan Memulai
Dalam hadits lain juga diterangkan tentang siapa yang disunahkan untuk memulai salam.
Hendaknya yang naik kendaraan memberikan salam kepada orang yang berjalan kaki, yang berjalan kaki memberi salam kepada yang duduk, yang sedikit memberi salam kepada yang banyak, dan yang lebih muda memberi salam kepada yang lebih tua.
Namun, apabila kelompok lain yang seharusnya disalami malah memulai salam terlebih dahulu, maka juga tidak mengapa.
Kapan dan Kepada Siapa
Termasuk waktu yang disunahkan untuk mengucap salam adalah ketika berjumpa dengan sesama muslim dan ketika hendak berpisah. Juga ketika bergabung dalam suatu perkumpulan dan ketika hendak pamit dari perkumpulan.
Dilarang memberi salam kepada orang yang sedang buang hajat.
Memberi salam juga diperintahkan oleh Rasulullah ﷺ kepada siapapun, bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun. Selama kita tahu bahwa orang tersebut adalah muslim.
Disunahkan juga mengucap salam kepada anak-anak sebagaimana yang dilakukan Rasulullah ﷺ. Bahkan ketika memasuki rumah yang kosongpun kita juga disunahkan mengucap salam.
Dari Abdullah bin ‘Amru bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Islam manakah yang paling baik?”
Nabi ﷺ menjawab, “Kamu memberi makan dan memberi salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal.”(HR. Bukhari no. 12)
Lafadz Salam Paling Utama
Lafadz yang paling utama adalah yang paling lengkap. Sebagaimana makna dari sebuah hadits, “Siapa yang mengucapkan “Assalamualaikum” maka dicatat untuknya 10 kebaikan.
Siapa yang mengucapkan “Assalamualaikum Warahmatullah” maka dicatat untuknya 20 kebaikan. Siapa yang mengucapkan “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” maka dicatat untuknya 30 kebaikan. (HR. Ath-Thabrani)
Sekarang kita tahu, bahwa salam bisa menumbuhkan cinta, dari cinta pada sesama akan sempurna iman, dan iman yang sempurna akan membawa kita masuk ke surga. Maka jangan lagi sungkan untuk menyapa sesama muslim dengan salam.
Apalagi yang tinggal di desa-desa di Jawa, biasanya sudah terbiasa dengan sapaan ‘monggo pak/buk…’ maka alangkah lebih baik lagi jika disisipkan lafadz salam di dalamnya, seperti, ‘monggo pak…Assalamu’alaikum…’
Sebagai penutup, ada pesan indah dari Rasulullah ﷺ, yang berbunyi:
«يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُونَ الجَنَّةَ بِسَلَامٍ»
“Wahai sekalian manusia! Sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan salatlah pada malam hari ketika orang-orang tengah tertidur. Maka kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi)
Semoga kita termasuk dalam umat Nabi Muhammad ﷺ yang saling mencintai, yang kelak akan berkumpul bersama di Surga. Amin.