BerandaKajianTazkiyahTolonglah Saudaramu Yang Zalim Maupun Dizalimi

Tolonglah Saudaramu Yang Zalim Maupun Dizalimi

- Advertisement -spot_img

Tolonglah Saudaramu Yang Zalim Maupun Dizalimi
Penulis: Mujahid Ammar (Mahasantri Ma’had Aly Ta’hil lil Mudarrisin)

Allah ﷻ memerintahkan kita untuk saling tolong-menolong. Banyak sekali dalil yang menyebutkan tentang perintah ini, baik dari Al-Qur’an maupun As-Sunah Allah ﷻ berfirman,

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maidah: 2)

Dalam hadits Rasulullah ﷺ bersabda,

وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ

“Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR Muslim)

Menolong ternyata bukan hanya untuk orang-orang yang sedang kesusahan atau tertimpa musibah saja. Tetapi juga orang yang sedang dizalimi atapun yang menzalimi.

Lho, bagaimana menolong orang yang zalim?

Apakah jika kita melihat seseorang sedang memukuli orang lain misalnya, apakah kita ikut membantu memukuli juga?

Atau jika kita melihat orang lain melakukan kejahatan, kita bantu menutup-nutupi kejahatannya?

Tentu saja bukan begitu.

Rasulullah ﷺ menjelaskan dalam sebuah hadits

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا» فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا، أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ؟ قَالَ: «تَحْجُزُهُ، أَوْ تَمْنَعُهُ، مِنَ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ»

Diriwayatkan Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, “Tolonglah saudaramu baik ia zalim atau dizalimi.”

Ada seorang laki-laki bertanya, “YaRasulullah, saya tentu menolongnya jika ia dizhalimi, namun bagaimana saya menolong orang yang menzhalimi?”

Nabi menjawab, “Engkau mencegah atau menahannya dari kezaliman, itulah cara menolongnya.” (HR. Bukhari no. 6438)

Adapun menolong orang yang dizalimi, tentu saja kita tahu caranya. Yaitu dengan menyelamatkan dia dari orang yang menzaliminya.

Atau jika kita tidak mampu, maka bisa kita laporkan ke pihak yang berwenang, jangan didiamkan.

Lalu bagaimana jika cara kedua juga tidak efektif?

Seperti yang terjadi di Palestina, untuk menyelamatkan mereka secara langsung banyak dari kaum muslimin yang belum bisa.

Melapor ke pihak yang berwenang seperti PBB juga tidak mempan. Sehingga yang bisa kita adalah menolong dengan cara lain yang mungkin untuk dilakukan.

Seperti mendoakan, mengirim donasi bantuan, menyebarkan berita tentang mereka supaya banyak orang ikut peduli, serta ikut memboikot produk-produk yang mendukung para penjajah laknatullah.

Saat ini, mungkin baru itu yang bisa kita lakukan.

Selain memerintahkan untuk menolong orang yang dizalimi, hadits ini juga menyeru kita untuk mencegah kemungkaran. Terutama jika kezaliman itu dilakukan oleh seorang muslim.

Hadits di atas mengajak kita untuk memandang pelaku kezaliman dengan pandangan kasih jika ia seorang muslim. Bukan pandangan kebencian.

Sebab kezaliman itu ibarat jurang menuju neraka, dan kita sebagai saudara sesama muslim harus menyelamatkannya dari jurang tersebut.

Itulah kenapa lafadz hadits menggunakan kata ‘tolonglah’. Karena orang yang hampir masuk ke jurang adalah orang yang layak untuk ditolong.

Pentingnya Saling Mengingatkan

Pada hadits lain, Rasulullah ﷺ mengumpamakan kaum muslimin ibarat para penumpang di dalam kapal.

Sebagian tinggal di atas dan sebagian tinggal di bawah. Ketika membutuhkan air, penumpang yang di bawah harus melewati orang-orang yang di atas. Maka mereka berinisiatif untuk melubangi bagian bawah kapal supaya lebih mudah mendapat air.

Seandainya penumpang yang di atas membiarkan hal tersebut, maka mereka akan tenggelam bersama.

Jika mencegahnya, maka mereka akan selamat bersama. Itulah gambaran pentingnya untuk saling mengingatkan dan mencegah dari kemungkaran.

Dari sini kita ketahui bahwa amar ma’ruf nahi munkar adalah kunci keselamatan umat Islam dari kehancuran. Dalam Al-Qur’an Allah ﷻ berfirman,

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksanya.” (QS. Al-Anfal: 25)

Di ayat ini Allah ﷻ mewanti-wanti bahwa azab yang keras bisa saja menimpa seluruh masyarakat secara merata.

Azab tersebut tidak hanya menimpa orang-orang zalim, juga tidak hanya menimpa para ahli maksiat saja, tetapi juga menimpa orang-orang shalih di dalamnya.

Apa penyebabnya? Adalah karena orang-orang shalih tersebut tidak mencegah kemungkaran yang terjadi di sekitarnya.

Semoga Allah ﷻ menjadikan negeri kita ini, desa kita ini, sebagai tempat yang aman dari azab-Nya karena penduduknya saling ber-amar ma’ruf nahi munkar. Amin.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansSuka
12,700PengikutMengikuti
2,458PengikutMengikuti
9,600PelangganBerlangganan
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

Silakan tulis komentar Anda demi perbaikan artikel-artikel kami